Menuju konten utama

Cara Orang Tua Mengajarkan Anak untuk Mengelola Emosi dengan Baik

Orang tua dapat mengajarkan anak cara untuk mengelola emosi dengan baik.

Cara Orang Tua Mengajarkan Anak untuk Mengelola Emosi dengan Baik
Ilustrasi anak membantah. foto/istockphoto

tirto.id - Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan belum mampu mengelola emosi dengan baik. Oleh karena itu, ini menjadi peran orang tua dalam mengajarkan anak-anak.

Hal normal ketika anak-anak merasa takut, cemas, marah, gembira, dan sedih. Namun, tentu akan menjadi masalah apabila emosi-emosi itu dituangkan dalam tindakan yang berlebihan bahkan membahayakan, seperti berteriak, berlarian, melempar, memukul, dan sebagainya.

Tindakan-tindakan tersebut tentu bukan sesuatu yang baik dan perlu diwaspadai. Merujuk panduan yang diterbitkan oleh Dirjen PAUD Dikdasmen anak-anak yang tidak mampu mengontrol emosinya dapat mengalami sejumlah masalah, termasuk:

  • terhambatnya kecerdasan intelektual;
  • terganggunya kemampuan bicara;
  • kebingungan dalam berekspresi
  • bersikap tidak peduli dan tidak memiliki empati;
  • kesulitan membangun hubungan sosial;
  • mengalami ketegangan kondisi mental, termasuk gelisah, cemas, dan rasa tidak nyaman yang dapat mengganggu keterampilan motorik.

Salah satu caranya adalah mengajarkan regulasi diri pada anak-anak. Regulasi diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi dan perilaku sesuai dengan tuntutan situasi.

Menurut Child Mind Institute regulasi diri diperlukan anak-anak hingga mereka dewasa untuk mengarahkan perilaku mereka di berbagai situasi. Orang tua tentu memiliki pengaruh yang besar dalam menanamkan regulasi diri dan kontrol emosi pada anak-anak.

Cara Mengajarkan Anak Mengelola Emosi dengan Baik

Menurut Dirjen PAUD Dikdasmen, ada tujuh tahap yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak-anak mengelola emosi mereka, sebagai berikut:

Tahap 1 : Membantu Anak Mengenal dan Menerima Emosi

Ada berbagai jenis emosi yang dapat dikenalkan pada anak-anak, termasuk rasa senang, takut, marah, sedih, cemburu, kaget, dan sebagainya. Perkenalkan anak-anak dengan emosi-emosi tersebut dengan cara:

  • menunjukkan gambar ekspresi wajah dan emosi yang diberi label;
  • memanfaatkan cerita dongeng dan minta anak untuk mengungkapkan perasaannya;
  • ajak anak bercerita pengalaman sehari-hari dan tanyakan bagaimana cara mereka menunjukkan ekspresi yang tepat dari pengalaman itu.
Beri anak waktu untuk menerima emosi tersebut, sehingga nantinya anak dapat mengatasi emosi yang muncul dalam situasi tertentu.

Tahap 2 : Membantu Anak Mengungkapkan Emosi dengan Baik dan Benar

Ungkapan emosi bukan sama sekali tidak boleh dilakukan. Namun, anak-anak sebaiknya diberi pengertian bagaimana cara mengungkapkannya dengan baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keluarga atau budaya setempat.

Ajarkan pula bahwa ada rambu-rambu yang perlu dipatuhi, misalnya jangan berteriak, melempar barang, atau mengucapkan kata-kata kasar.

Tahap 3 : Meluangkan Waktu untuk Mendengarkan Anak

Ketika anak-anak sedang dalam situasi yang emosional, orang tua dapat menanyakan apa yang mereka rasakan. Dengarkan penjelasan anak sampai selesai dan tunjukkan empati.

Ketika anak merasa didengarkan, mereka akan percaya bahwa ada tempat yang aman untuk mencurahkan perasaan mereka, yaitu orang tua.

Tahap 4 : Memberi Contoh yang Baik

Orang tua adalah cerminan bagi perilaku anak-anak. Tindakan-tindakan orang tua baik maupun buruk otomatis dapat dicontoh pada anak-anak. Oleh karena itu, beri contoh yang baik dalam mengekspresikan emosi. Jangan ragu untuk meminta maaf kepada anak apabila melakukan kesalahan.

Tahap 5 : Membantu Anak Agar Memiliki Pandangan yang Positif

Mengajarkan anak memiliki pikiran yang positif sangat bermanfaat untuk membantunya mengendalikan emosi-emosi negatif, seperti takut, marah, atau sedih. Tanamkan rasa aman kepada anak-anak pada situasi yang tidak menyenangkan.

Tahap 6 : Membantu Anak Menyelesaikan Masalahnya

Menurut Dirjen PAUD Dikdasmen, anak-anak yang sudah mampu menyelesaikan masalahnya cenderung lebih mampu mengendalikan emosi dengan baik.

Orang tua dapat membantu anak-anak menyelesaikan masalah mereka dengan cara mendengarkan, membantu memikirkan solusi, memberi anak kesempatan untuk memutuskan, dan memberikan penilaian.

Tahap 7 : Membantu Anak Mengelola Emosi Negatif

Emosi negatif seperti cemas, takut, marah, dan sedih dapat dialihkan dengan hal-hal lain seperti:

  • mengajarkan anak berdoa dan relaksasi ketika marah atau takut;
  • menetapkan strategi untuk mengatasi masalah yang menyebabkan mereka cemas, misalnya anak-anak cemas karena pentas seni, maka orang tua bisa mendukung mereka berlatih sebelum tampil;
  • memberikan pujian pada anak atas upayanya mengatasi emosi negatif secara mandiri.

Orang Tua Juga Perlu Mengelola Emosi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, anak-anak sangat rentan meniru perilaku orang tua. Oleh karena itu, orang tua juga perlu mengelola emosi untuk mengajarkan anak-anak hal yang sama.

Merawat anak-anak, apa lagi usia dini tentu bukan hal yang mudah. Tidak heran jika orang tua sering kali terlibat sesuatu yang emosional selama membesarkan anak. Melansir laman BP-PAUD dan Dikmas Provinsi Kalimantan Selatan, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk mengelola emosi:

  • Mengenali emosi yang muncul dan penyebabnya.
  • Mengubah pikiran negatif menjadi positif, misalnya lebih baik berpikir "saya sedang berusaha menjadi orang tua yang baik" daripada "saya tidak pernah bisa jadi orang tua yang baik."
  • Jangan ragu menyampaikan pikiran kita ke orang lain.
  • Menjauh dan menyendiri sejenak ketika merasa terganggu atau mengalami emosi negatif.
  • Latih kemampuan mengelola emosi dengan menarik napas dalam-dalam dan membayangkan sesuatu yang positif.
  • Berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.
  • Hindari kata-kata yang memancing amarah ketika berada dalam situasi yang emosional. Kata-kata negatif justru membuat emosi negatif semakin besar.
  • Hindari melakukan kekerasan fisik.
  • Jangan ragu untuk meminta maaf pada anak-anak apabila melakukan kesalahan.

Baca juga artikel terkait TIPS PARENTING atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy