Menuju konten utama

Cara Mengatasi Stroke Ringan dan Apa Penyebabnya?

Stroke ringan adalah serangkaian gejala mirip stroke namun hanya terjadi selama beberapa menit, berikut penyebab dan cara mengatasinya.

Cara Mengatasi Stroke Ringan dan Apa Penyebabnya?
Ilustrasi Otak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Stroke adalah salah satu penyakit berbahaya yang dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Tingkat keparahan setiap kasus stroke berbeda-beda, ada stroke parah dan stroke ringan.

Meskipun disebut ringan, stroke tetaplah penyakit berbahaya yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya. Oleh karena itu, stroke sebaiknya ditangani dengan cara yang tepat.

Menurut data dari Organisasi Stroke Dunia (WSO) 1 dari 4 orang dewasa di atas usia 25 tahun mengalami serangan stroke seumur hidupnya. Penyakit ini juga menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia.

Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) stroke sempat menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada 2015.

Stroke sendiri adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan di pembuluh darah otak. Masih dikutip dari Kemenkes, stroke terjadi ketika pembuluh dari otak mengalami penyumbatan atau ketika pembuluh darah otak pecah.

Akibatnya, sebagian otak tidak lagi mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen. Padahal oksigen diperlukan sel-sel otak agar tetap berfungsi dan tidak mengalami kematian.

Pengertian Stroke Ringan dan Gejalanya

Dikutip dari Mayo Clinic stroke ringan atau transcient ischemic attack (TIA) adalah sebuah periode sementara dari gejala-gejala yang mirip dengan stroke.

Stroke ringan ini mekanisme serangannya mirip dengan stroke, namun hanya beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan permanen. Beberapa gejala stroke ringan termasuk:

  • lemas, mati rasa, atau kelumpuhan di wajah, tangan atau kaki, dan hanya terjadi di satu sisi tubuh;
  • bicara cadel dan/atau kacau serta kesulitan memahami perkataan orang lain;
  • buta, buram, atau pengelihatan ganda pada satu maupun kedua mata;
  • vertigo, kehilangan keseimbangan, dan/atau kehilangan koordinasi.

Walaupun gejala-gejala tersebut hanya berlangsung beberapa menit, stroke ringan adalah sebuah peringatan yang harus dicermati.

Berdasarkan statistik, sekitar 1 atau 3 orang yang pernah terkena serangan stroke ringan, biasanya akan terkena stroke. Umumnya, kasus stroke terjadi dalam waktu setengah tahun hingga satu tahun setelah gejala stroke ringan terjadi.

Penyebab Stroke Ringan

Ada beberapa hal yang dinilai menjadi pemicu gejala stroke ringan. Dikutip dari National Health Service (NHS) berikut daftar penyebab stroke ringan:

  • salah satu pembuluh darah yang memasok darah kaya oksigen ke otak tersumbat;
  • penyumbatan terjadi karena adanya gumpalan darah yang terbentuk di tempat lain di tubuh, lalu mengalir ke pembuluh darah yang menyuplai otak;
  • penyumbatan juga bisa terjadi karena ada potongan lemak atau gelembung udara;
  • kebiasaan merokok juga bisa jadi penyebab stroke ringan;
  • hipertensi atau tekanan darah tinggi;
  • kegemukan atau obesitas;
  • kadar kolesterol dalam tubuh tinggi;
  • minum alkohol dalam jumlah berlebihan secara rutin;
  • memiliki detak jantung tidak teratur, hal ini disebut fibrilasi atrium;
  • menderita diabetes;
  • berusia 55 tahun ke atas dan orang-orang keturunan Asia, Afrika, atau Karibia, lebih rentan terkena stroke ringan.

Cara Mengatasi Stroke Ringan

Menurut WebMD, stroke ringan tidak berlangsung terlalu lama sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengobati gejala-gejalanya.

Berbagai gejala stroke ringan itu mungkin akan hilang ketika pertolongan datang. Namun, yang seharusnya dilakukan adalah mencegah serangan stroke ringan datang kembali.

Ini dapat diupayakan dengan menjalani terapi obat-obatan, operasi, hingga menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa cara untuk mengatasi stroke ringan datang kembali:

1. Mengonsumsi obat-obatan yang mencegah penggumpalan darah

Obat untuk mencegah penggumpalan darah ini tergantung dari seberapa serius serta bagaimana penggumpalan itu bisa terjadi. Beberapa jenis obat yang bisa digunakan di antaranya:

  • antiplatelets seperti aspirin, aggrenox, atau obat antiplatelet dipyridamole yang dikombinasikan dengan aspirin, dan clopidogrel (plavix);
  • anticoagulants seperti heparin, lalu ada apixaban (eliquis), dabigatran (pradaxa), edoxaban (lixiana, savaysa), rivaroxaban (xarelto), warfarin (coumadin, jantoven) yang biasanya digunakan untuk jangka pendek;
  • obat-obatan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko stroke, seperti antihypertensives, dan statins untuk mengontrol kolesterol tinggi.

2. Melakukan prosedur operasi

Dokter mungkin akan menganjurkan penderita stroke ringan untuk menjalani operasi. Anjuran ini direkomendasikan jika salah satu arteri karotis di leher menyempit atau tersumbat.

Operasi dilakukan untuk membantu memersihkan, serta memulihkan aliran darah. Salah satu opsi pembedahan itu disebut sebagai endarterektomi karotis. Operasi ini dilakukan oleh dokter dengan membuka arteri karotis, mengikis plak, lalu menutupnya kembali.

Prosedur operasi lainnya yang mungkin direkomendasikan adalah carotid angioplasty dan stenting. Prosedur ini dilakukan dengan cara membuat lubang kecil di selangkangan, lalu memasukkan alat seperti balon.

Melalui alat ini, dokter akan memperlebar arteri karotis dan memasukkan tabung dengan kawat kecil yang disebut stent agar tetap terbuka. Jika sudah, balon itu diambil kembali.

3. Menerapkan gaya hidup sehat

Penerapan gaya hidup sehat sangat berpengaruh dalam mencegah gejala stroke ringan muncul kembali. Penerapan gaya hidup sehat ini termasuk:

  • mengonsumsi makan makanan sehat, mengurangi makanan instan dan berpengawet, mengurangi makanan tinggi lemak, mengonsumsi banyak serat alami, menghindari makanan dengan kadar lemak tak jenuh, dan banyak dengan kandungan gula yang tinggi;
  • memastikan tidur cukup 7-8 jam sehari;
  • mengurangi asupan alkohol, bagi perempuan cukup satu kali sehari sedangkan laki-laki tidak lebih dari dua kali;
  • olahraga teratur;
  • menjaga berat badan agar tidak berlebihan atau obesitas;
  • menghindari rokok;
  • menghindari penggunaan obat-obatan terlarang seperti amphetamine, kokain, dan heroin.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT STROKE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yonada Nancy