Menuju konten utama

Cara Mengatasi Dinding Retak, Penyebab, dan Tips Mencegahnya

Dinding retak merupakan salah satu masalah yang kerap ditemui oleh para pemilik rumah. Berikut penyebab, cara mengatasi, serta tips mencegah dinding retak.

Cara Mengatasi Dinding Retak, Penyebab, dan Tips Mencegahnya
Ilustrasi dinding retak. Sejumlah gedung perkantoran retak dan rusak akibat gempa 6,5 SR yang melanda Pidie Jaya pada 7 Desember 2016. ANTARA FOTO/Rahmad/aww/16.

tirto.id - Dinding retak merupakan salah satu problem yang sering ditemui, terutama jika bangunan rumah sudah berusia tua atau ada kesalahan dalam proses pembangunannya. Masalah tersebut membuat penampakan dinding menjadi kurang rapi, bahkan di kemudian hari berpotensi menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan secara keseluruhan.

Oleh karenanya, sesegera mungkin masalah dinding retak itu harus ditangani. Namun, terlebih dahulu kenali penyebab keretakan sehingga solusinya bisa ditemukan dengan tepat.

Ada beberapa penyebab masalah dinding retak yang sering terjadi pada tipe-tipe bangunan di Indonesia. Mulai dari pemilihan bahan bangunan yang tidak pas, sampai pada kesalahan dalam proses pembangunannya.

Pemilihan batu bata, misalnya, harus diperhatikan dengan baik. Ada beberapa kualitas yang sudah ditetapkan pemerintah melalui SNI-2094-1991. Proses pemasangannya juga mesti disesuaikan dengan ketentuan, agar diperoleh struktur yang kokoh.

Namun, keretakan pada dinding tidak melulu diakibatkan oleh kesalahan manusia. Pergeseran lapisan tanah pondasi juga berpotensi menyebabkan dinding rumah retak. Sebagai misal, pergerakan permukaan tanah akibat bencana gempa bumi.

Penyebab Dinding Retak

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan dinding rumah retak, merujuk laman resmi Dinas Pekerjaan Umum:

  • Jenis pasir kurang baik
Jenis pasir yang kurang baik digunakan dalam konstruksi rumah atau gedung adalah pasir yang masih mengandung unsur tanah. Artinya, komposisi pasir yang digunakan harus murni. Jika kurang bersih, pasir tersebut dianggap tidak ideal untuk pencampuran dan pengadukan semen. Sederhananya, adukan menjadi tidak homogen (merata).

Ciri retakan dinding yang diakibatkan oleh pasir yang kurang baik dapat dilihat dari bentuk keretakannya. Dinding yang retak terlihat tipis seperti rambut dengan arah yang tidak beraturan. Hal ini karena plesteran tidak lengket dengan susunan bata.

  • Pengadukan semen dan pasir kurang merata/homogen
Proses pengadukan yang kurang merata juga memicu retak dinding, karena belum tercampur dengan baik.

  • Kurang tekanan ketika menggosok plesteran
Plesteran akan menempel kuat pada dinding jika prosesnya dilakukan dengan benar. Tekan sekaligus gosok plesteran dengan sendok plester agar menempel kuat dan padat. Jika tidak, saat plester mengering, dinding akan retak karena beberapa bagian plester tidak menempel kuat pada susunan bata.

  • Jenis material yang kurang baik
Jenis material bahan plesteran dinding yang digunakan juga menentukan kekuatan struktur bangunan. Jika bahannya tidak berkualitas, risiko dinding retak akan sangat besar. Bahan yang tidak berkualitas menyebabkan materi perekat tidak mengikat sempurna hingga komposisi bahan jadi tidak seimbang. Akibatnya, dinding bakal mudah retak dan rapuh.

  • Struktur yang gagal
Kegagalan struktur dinding bisa menyebabkan kerusakan semacam retak dinding. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, mulai dari bencana gempa bumi, benturan keras, hingga kesalahan dalam proses pembangunan.

  • Kombinasi bahan berbeda
Jika komposisi bahan yang dipakai berbeda saat mengerjakan proyek pembangunan, potensi retak pada dinding akan semakin bear. Misalnya, perpaduan beton dan bata, bata dan kayu, atau pipa listrik dan pipa air tanam di dinding. Semua hal itu menyebabkan dinding berisiko retak.

  • Permukaan tanah turun
Jika permukaan tanah turun atau bergeser, dinding rumah akan mengikuti arah pergerakan tersebut. Hal ini juga jadi pemicu retak dinding.

  • Beban berat dinding
Dinding yang mendapat beban berat juga berisiko retak. Misalnya, dinding yang dipaku atau ditempelkan suatu benda sehingga membebani plesteran.

Cara Mengatasi Dinding Retak

Dinding retak tetap dapat diperbaiki dengan beberapa cara yang telah disarankan oleh ahli bangunan. Merujuk buku Griya Kreasi tulisan Danang Kusjuliadi, berikut tahapan yang disarankan untuk memperbaiki dinding yang mengalami retak:

1. Bersihkan permukaan

Sebelum dilakukan pengerjaan, bersihkan dahulu permukaan dinding retak yang akan diperbaiki. Buang sisa paku, debu, atau kotoran lain dengan lap.

2. Amplas

Amplas bagian dinding retak untuk membuang sisa cat dan acian yang menempel. Gunakan lap basah setelahnya untuk membersihkan sisa debu dan membasahi dinding.

3. Oles semen khusus

Pakai semen khusus untuk memperbaiki dinding retak, atau wall filler. Untuk retak rambut direkomendasikan produk AM 86 dan 87, yang cocok untuk interior maupun eksterior.

4. Cat plamir

Langkah selanjutnya setelah dinding ditutup dengan semen khusus adalah mengecat dinding menggunakan plamir AM 110, yang dapat mengatasi keretakan ringan. Plamir membuat dinding terlihat rapi jika kembali dicat.

5. Finishing/penyelesaian

Finishing touch atau penyelesaian dari pekerjaan ini adalah pilihlah cat waterproof untuk menutup bekas dinding retak yang telah diperbaiki. Cat waterproof juga dianjurkan dalam menyelesaikan pembangunan dinding pertama kali agar tidak bocor dan rapuh ketika terkena hujan atau lembab.

Tips Mencegah Retak Dinding

Untuk mencegah terjadi retak dinding, maka lakukan beberapa hal berikut ini:

  • Pilihlah material bahan bangunan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
  • Pastikan tanah tempat bangunan berdiri adalah tanah yang tidak mengalami pergeseran atau ambles
  • Gunakan cat waterproof untuk dinding yang telah selesai dibangun, sehingga meminimalisir rembes dan lembab
  • Jangan paku atau meletakkan beban berat pada dinding

Baca juga artikel terkait RAGAM DAN HIBURAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Fadli Nasrudin