tirto.id - Beton merupakan salah satu material proyek konstruksi yang berfungsi sebagai pengeras jalan, struktur penguat bangunan, hingga fondasi. Bahan bangunan ini dapat mengalami kerusakan dengan penyebab yang beragam.
Menurut Modul 6 B terbitan BPSDM Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, beton memiliki karakter keras, kuat, dan awet. Komposisinya terdiri dari semen, air, agregat halus, agregat kasar, admixture, dan tambahan mineral.
Pemakaiannya dalam proyek konstruksi dianggap wajib. Beton dapat ditemukan dalam pembangunan jembatan-jembatan, penguat jalan raya cor, fondasi gedung, hingga bendungan. Namun, jenis beton yang dipakai di setiap konstruksi cenderung berbeda-beda sesuai kebutuhan.
Sebagai misal, ada jenis beton tak bertulang, yang biasa digunakan untuk lantai ruangan. Selain itu, ada beton bertulang yang dimanfaatkan sebagai penguat jembatan dengan mutu sedang. Lalu, terdapat pula beton pratekan yang dipakai untuk tiang pancang.
Jenis Kerusakan Beton dan Penyebabnya
Dalam presentasi berjudul "Kerusakan Beton", yang dirilis BPSDM Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, menyebutkan bahwa ada beberapa jenis kerusakan pada beton. Kategori kerusakan ini dibedakan sesuai bentuk dan penyebabnya.
Berikut ini daftar jenis kerusakan beton serta penyebabnya.
- Keretakan
Kondisi keretakan yang terjadi pada beton dibagi dua, struktural dan nonstruktural. Perbedaannya, struktural terjadi secara terus menerus atau menjalar. Sementara itu, keretakan nonstruktural lebih mengacu pada indikasi kerusakan yang tak menjalar.
- Berkarat
Karat yang ada pada beton juga berpotensi menjalar. Bahkan, lebih parahnya, hal itu akan menimbulkan keretakan struktural berlanjut.
- Pelapukan
Hal ini biasa terjadi pada beton-beton yang bersentuhan langsung dengan air. Jika ada kandungan kimia tertentu, yang berpotensi menggugurkan sifat keras beton, beton akan lembek atau bahkan hancur.
Metode Perbaikan pada Beton yang Rusak
Untuk memperbaiki beton yang rusak, terdapat beberapa pilihan eksekusi. Menurut Panji Krisna dkk. dalam laporan penelitiannya (2004: 35), ada lima cara agar kerusakan beton bisa diatasi.
Berikut rincian metode perbaikan pada beton.
1. Injeksi
Beton yang retak dapat diperbaiki dengan cara menginjeksi bahan berbentuk cairan. Bahan yang bisa disuntikkan ke beton yang rusak adalah resin epoxy.
2. Penambalan
Berbeda dari injeksi, penambalan dilakukan menggunakan tangan manusia. Jadi, permukaan beton yang terlihat gompal akan ditambal secara manual. Akan tetapi, metode ini dilakukan jika skala kerusakannya kecil.
3. Grouting
Hampir sama seperti gompalan sebelumnya, namun ini adalah cara mengatasi kerusakan berskala besar. Untuk melakukan grouting, diperlukan alat pompa khusus, yang dipakai untuk memasukkan cairan padat ke dalam beton.
4. Shotcrete
Selain grouting, shotcrete juga merupakan salah satu metode yang dipakai saat beton mengalami kerusakan berat. Shotcrete dapat diterapkan dengan peralatan mekanis atau secara manual, menggunakan penyemprotan campuran basah atau campuran kering. Pilihan metode penyemprotan tergantung pada dimensi proyek, jumlah beton yang akan diterapkan.
5. Coating
Metode perbaikan ini dilakukan demi melindungi beton dari lingkungan yang berpotensi merusak komponennya. Sebagai misal, apabila beton terletak di sungai, harus dipasang lapisan lain di luar beton. Itu dilakukan agar badan beton tak bersentuhan langsung dengan air.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin