tirto.id - Dalam pengerjaan konstruksi, pasir merupakan salah satu material penting. Material bangunan alami ini memiliki beragam fungsi, mulai dari bahan dasar adonan beton hingga campuran pengerat batu bata. Jenis pasir bermacam-macam, sesuai karakter dan fungsinya. Perbedaannya bisa dilihat dari tekstur, bentuk, warna, serta ukurannya.
Secara definitif, pasir adalah agregat yang berbentuk butiran berukuran mulai dari 0,0625 hingga 2 milimeter. Pasir terbuat dari kandungan silikon dioksida sebagai hasil dari proses agregasi batuan kapur.
Di daerah tropis dan subtropis seperti Indonesia, jenis pasir yang dihasilkan dari proses agregasi terbilang cukup banyak dan bervariasi. Hal itu secara otomatis membuat fungsi pasir juga lebih banyak, salah satunya sebagai material bangunan.
Pasir dengan butiran kasar, misalnya, memiliki fungsi yang berbeda dari pada jenis pasir halus. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui perbedaan jenis dan fungsi pasir sebelum memulai proses konstruksi.
Fungsi dan Kualitas Pasir sebagai Material Bangunan
Salah satu fungsi pasir adalah sebagai bahan baku utama dalam pengerjaan konstruksi. Namun, fungsi agregat alami ini berbeda-beda tergantung pada jenis pasir yang digunakan.
Namun, secara umum, pasir yang digunakan untuk bahan bangunan hendaknya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Berikut beberapa indikator kualitas pasir sesuai SK SNI-S-04-1989-F:28.
- Agregat pasir halus sebaiknya terdiri dari butiran dengan tekstur tajam dan keras. Tingkat kekerasan untuk jenis pasir ini adalah kurang dari 2,2 milimeter.
- Bila pasir hendak dicampur dengan natrium sulfat, bagian yang hancur maksimal 12 persen.
- Bila pasir hendak dicampur dengan magnesium sulfat, bagian yang hancur maksimal sebesar 10 persen.
- Standar pasir adalah tidak boleh memiliki kandungan lumpur lebih dari 5 persen.
- Jika agregat pasir memiliki kandungan lumpur lebih dari 5 persen, harus dicuci terlebih dahulu.
- Tidak boleh ada terlalu banyak kandungan bahan organik di dalam pasir. Sebelumnya, pasir harus melalui percobaan warna menggunakan metode Abrans-Harder. Metode ini memakai larutan jenuh natrium hidroksida sebanyak 3 persen.
- Untuk susunan jenis pasir butir besar, harus memiliki kehalusan modulus 1,5 hingga 3,8. Pasir juga terdiri dari butir-butir yang berbeda.
- Pasir harus memiliki reaksi alkali negatif untuk membuat beton dengan keawetan tingkat tinggi.
- Pasir dari laut tidak diperbolehkan digunakan untuk agregat pasir halus untuk beton bermutu, kecuali terdapat petunjuk khusus dari lembaga pemerintahan bahan bangunan yang sudah diakui.
- Pasir agregat halus yang akan digunakan untuk spesi terapan serta plesteran harus memenuhi persyaratan dari pasir pasangan terlebih dahulu.
Macam-macam Pasir beserta Karakteristiknya
Berikut ini beberapa jenis pasir beserta karakteristiknya.
1. Pasir Beton
Pasir beton memiliki warna abu-abu gelap hingga kehitaman. Agregat jenis ini juga memiliki tingkat kehalusan yang tinggi. Karakter lain pasir beton adalah ketika digenggam, teksturnya langsung hancur dan tidak membentuk gumpalan.
Karakter halus tersebut membuat pasir beton cocok untuk menguatkan dan merekatkan material bangunan lain, salah satunya batu bata.
Selain itu, pasir beton juga biasa dimanfaatkan untuk bahan dasar plester.
2. Pasir Pasang
Ada jenis pasir yang lebih halus daripada pasir beton yakni pasir pasang. Ukuran agregat jenis ini cenderung lebih kecil dengan elemen yang lebih dapat.
Fungsi pasir pasang serupa dengan pasir beton. Bahkan, kedua jenis pasir ini bisa dicampur sebagai bahan dasar perekat batu bata atau plester.
3. Pasir Merah
Tekstur pasir merah cenderung lebih besar daripada dua jenis pasir yang telah disebutkan sebelumnya. Selain, itu, pasir merah juga berwarna oranye dan merah gelap.
Dengan partikel yang lebih kasar, pasir merah cocok sebagai bahan adonan dalam proses pengecoran. Dalam praktiknya, jenis pasir ini bisa dicampur dengan pasir beton.
4. Pasir Elod
Dari segi warna pasir elod memiliki karakter serupa dengan pasir beton, yakni abu-abu kehitaman.
Namun, partikel pasir jenis ini banyak tercampur dengan kandungan tanah. Hal itu membuat teksturnya lebih halus daripada pasir beton.
Sesuai indikator SNI, pasir elod tidak bisa digunakan sebagai material bangunan. Kandungan tanah yang cukup banyak pada jenis pasir ini membuatnya berisiko jika tetap dipakai sebagai bahan dasar bangunan.
Meski begitu, bukan berarti agregat ini tidak bermanfaat. Pasir elod bisa dipakai sebagai bahan dasar batako tetapi tetap harus dicampur dengan pasir jenis lain.
5. Pasir Sungai
Sesuai namanya, agregat ini berasal dari sungai. Partikel dari pasir sungai tidak terlalu kecil tetapi juga tidak terlalu besar. Butiran jenis pasir ini berukuran antara 0,063 hingga 5 milimeter.
Pasir sungai dinilai memiliki daya tahan yang lebih dibanding pasir jenis lain. Karena kekuatannya tersebut, pasir sungai kerap dipakai sebagai bahan dasar pengecoran.
Editor: Addi M Idhom