tirto.id - Ketika proses pembangunan konstruksi sudah mendekati tenggat waktu, pekerja konstruksi kerap kelimpungan. Masalah bertambah ketika proses pengerjaan itu dilakukan di musim hujan. Salah satu yang berpotensi terhambat adalah pengecoran. Namun, pada kenyataannya, pengecoran bisa dilakukan di kala hujan, tetapi tetap harus mematuhi beberapa pertimbangan.
Dalam bidang konstruksi, pengecoran adalah proses penuangan beton segar ke area bekisting (cetakan pondasi bangunan) yang telah diberi tulangan (rangka penguat). Teknik cor tidak hanya bisa diterapkan dalam proses pembangunan gedung atau rumah, tetapi juga jalan.
Pengecoran tidak hanya serta merta menuangkan adonan beton ke dalam cetakan. Di dalam cetakan tersebut, perlu diberi tulangan terlebih dahulu. Tulangan biasanya terbuat dari besi baja yang berbentuk seperti jeruji. Fungsinya adalah sebagai alat penekan pada beton bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan.
Pengecoran di Musim Hujan
Pengecoran beton di kala hujan seharusnya pantang dilakukan. Namun, bukan berarti tidak bisa. Biasanya hal ini dilakukan karena pekerja konstruksi tengah diburu target waktu penyelesaian.
Saat teknik pengecoran di saat hujan ini dilakukan, anda harus berhati-hati. Sebab, kelengahan sedikit saja dapat membuat hasilnya tidak maksimal. Air hujan dapat menyebabkan adonan beton menjadi tidak homogen.
Pengerjaan cor beton akan sangat terpengaruh oleh air hujan jika campuran beton belum terendap hingga 30 menit. Saat pengerjaan cor belum lewat waktu tersebut, lalu hujan mengguyur, adonan akan rusak.
Namun, saat waktu pengendapan sudah melewati 30 menit, bukan berarti adonan sudah aman terkena hujan. Setelah pengendapan, ada proses pengerasan yang membutuhkan rentang 10 jam.
Jika hujan turun diantara waktu setelah 30 menit hingga 10 jam tersebut, kemungkinan besar air hujan akan berakibat pada permukaan beton yang tidak rapi. Singkatnya, air hujan akan meninggalkan bekas pada permukaan beton.
Tips Saat Mengecor di Musim Hujan
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengecoran saat musim hujan:
1. Lakukan pengecoran dengan cepat
Pengecoran harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari adanya segregasi material.
2. Siapkan alat sebelum melakukan pengecoran
Alat yang digunakan juga harus siap sedia dan memadai karena proses pengecoran dilakukan terus-menerus, tidak boleh terjeda.
3. Mengantisipasi angin kencang
Untuk mengantisipasi angin kencang saat musim hujan, lokasi pengecoran sebaiknya ditutup menggunakan terpal atau sejenisnya. Konstruksi penutup harus kuat agar tidak roboh dan menyebabkan adonan kembali tercampur dengan air hujan.
4. Perbaikan pasca-hujan
Apabila hujan turun dalam rentang setelah 30 menit hingga 10 jam, anda perlu menunggu terlebih dahulu sampai hujan benar-benar reda. Setelah hujan reda, segera perbaiki permukaan cor yang sekiranya tidak maksimal. Perbaikan bisa dilakukan dengan menggunakan beton yang sama atau cukup menyemprotkan bubur semen pada bagian yang bermasalah/rusak.
5. Mengatur kadar air dalam campuran adonan.
Dengan meningkatnya kelembaban lingkungan dan basahnya bahan baku (agregat dan pasir), khususnya jumlah air yang masuk ke dalam campuran. Kelebihan air harus diberi kompensasi agar tetap sesuai dalam batas campuran. Rasio air-semen juga dapat dikurangi dengan mencampur campuran yang cocok.
6. Mencampur adonan dengan waterproofing.
Penggunaan pencampuran kristal hidrofilik saat pengerjaan cor beton dapat memberikan ketahanan beton terhadap air di bawah tekanan hidrostatik. Pencampuran bereaksi dengan air dan partikel semen untuk membentuk kristal kalsium silikat, yang menghalangi pori-pori dan retakan kecil di beton serta mencegah masuknya air. Reaksi ini berlangsung selama umur beton, tidak hanya untuk menutup retak dan susut awal saja, tetapi juga retak yang terjadi seiring waktu.
Editor: Iswara N Raditya