Menuju konten utama
Bahan Bangunan

Jenis-jenis Beton Berdasarkan Kekuatan, Mutu, dan Fungsinya

Terdapat 13 jenis beton yang memiliki karakter dan fungsi yang berbeda-beda. Kualitas dan mutu beton juga terbagi ke dalam 3 kelas.

Jenis-jenis Beton Berdasarkan Kekuatan, Mutu, dan Fungsinya
Ilustrasi Beton Konstruksi. foto/IStockphoto

tirto.id - Beton merupakan salah satu material proyek pembangunan yang cukup penting. Namun, pemanfaatan beton harus disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi yang sedang dibangun. Oleh karenanya, penting bagi para pekerja konstruksi atau bahkan calon pemilik bangunan untuk mengetahui jenis-jenis beton berdasarkan kekuatan dan fungsinya.

Secara definitif, beton adalah suatu elemen dalam konstruksi yang terbuat dari campuran semen, air, agregat halus, dan agregat kasar. Selain itu, beberapa jenis beton ada yang memiliki elemen udara sehingga menciptakan gelembung-gelembung pada badan beton.

Penggunaan beton sangat penting dalam proyek konstruksi. Sebab, kekuatan dan daya tahan bangunan biasanya tergantung dari mutu beton yang digunakan.

Beton jamak ditemukan di berbagai proyek, mulai dari jalan cor, bendungan, rumah, hingga gedung pencakar langit. Jenis dan kualitas beton yang dipakai di beberapa pengerjaan konstruksi juga berbeda-beda, tergantung kebutuhan.

Macam-macam Beton Berdasarkan Mutu dan Kekuatannya

Berikut ini kategorisasi beton sesuai mutunya, dilansir dari laman resmi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo.

Beton Kelas 1

Beton kelas 1 biasanya dimanfaatkan untuk proyek non-struktural. Pembuatannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu dilakukan sebatas pada kualitas bahan-bahannya saja.

Beton Kelas II

Beton kelas II biasanya digunakan untuk pekerjaan struktural umum. Pembuatannya memerlukan keahlian yang lebih baik serta harus diawasi oleh pimpinan tenaga ahli.

Beton Kelas II terbagi ke dalam 4 mutu standar meliputi: B1, K125, K175 dan K225.

Pada mutu B1, pengawasannya hanya sebatas pada kualitas bahan, sementara kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175, K225, pengawasan mutu cenderung lebih ketat, mulai dari bahan-bahan hingga pemeriksaan kekuatan tekan beton secara berkelanjutan.

Beton kelas III

Beton Kelas III merupakan jenis beton yang paling kuat, biasanya dimanfaatkan untuk pekerjaan strukturil khusus. Sebab, proses konstruksinya memang membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi dari 225 kg/cm2.

Pelaksanaannya memerlukkan keahliian khusus dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Bahkan, beton jenis ini harus melewati uji laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap yang dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton berkelanjutan.

Mutu beton kelas III dinyatakan dengan huruf K diikuti angka di belakangnya. Angka tersebut merujuk pada kekuatan karakteristik beton yang bersangkutan.

Jenis-jenis Beton, Proses Pembuatan, & Fungsinya

Berikut jenis-jenis beton sesuai fungsi dan proses pembuatannya.

1. Beton Non-Pasir

Sesuai namanya, pembuatan beton jenis ini tidak menggunakan bahan baku pasir. Beton non-pasir atau disebut juga beton pervious dibentuk dari campuran kerikil, semen, dan ari. Hal itu membuat bagian dalam beton terbentuk rongga udara sehingga bobotnya juga lebih ringan.

Hasilnya, beton jenis ini punya daya serap air yang cukup tinggi sehingga bisa membantu penyaluran air menuju lapisan di bawahnya. Beton non-pasir umumnya digunakan pada struktur ringan, pagar beton, rabat beton, kolom, atau buis beton.

2. Beton Mortar

Jenis beton selanjutnya adalah beton mortar, yang terbuat dari campuran pasir, batu, kapur, dan semen (cement). Untuk membuat beton mortar yang berkualitas, campuran adonan harus dibuat dengan perbandingan semen dan pasir sebanyak 1:4-8.

Selain bisa dibuat sendiri, beton mortar dapat dibeli sebab sudah ada beberapa pabrik yang memproduksinya. Ciri khas beton ini adalah mempunyai kekuatan tarik yang baik.

3.Beton Ringan

Beton ringan terbuat dari materi berbobot ringan dengan tambahan zat aditif yang membentuk banyak gelembung udara di dalamnya pori-pori. Semakin banyak gelembung udara, semakin ringan pula bobot beton jenis ini.

Beton ringan banyak digunakan untuk dinding non-struktur serta konstruksi berbentuk blok berupa bata atau material pengisi.

4. Blok Serat

Beton Serat terbuat dari campuran kawat, plastik, baja, tumbuhan, serta asbestos. Asbestos sendiri merupakan sebuah grup mineral metamorfis berfiber.

Sementara itu, penambahan bahan serat berguna untuk menambah kekuatan daya tarik dari beton itu sendiri. Hal itu membuat beton serat lebih kuat serta terhadap perubahan cuaca.

5. Beton Hampa

Bagaimana gedung pencakar langit yang kerap ditemukan di kota-kota metropolitan dapat berdiri dengan kokoh? Salah satu faktornya adalah penggunaan beton hampa.

Beton hampa merupakan jenis beton yang dibuat menggunakan alat vakum khusus menyedot air pengencer adonan. Hal itu membuat kandung air di dalam beton ini cenderung minim. Yang ada hanyalah kandungan air yang telah bereaksi dengan semen.

Hasilnya, kekuatan dan daya tahan beton jenis ini menjadi lebih bagus dibanding yang lain.

6. Beton Bertulang

Beton bertulang merupakan jenis beton yang kerap ditemukan di lokasi-lokasi pembangunan jalan. Material pembuatannya terdiri dari adonan semen, pasir, batu dan tulangan baja.

Material tulangan baja ditanamkan di dalam beton untuk meningkatkan gaya tarik.

Tidak hanya dalam proses pembuatan jalan cor, beton jenis ini juga bisa digunakan untuk pondasi, balok ikat, kolom, maupun dinding geser.

7. Beton Prategang

Struktur pembentuk beton prategang hampir sama dengan beton bertulang. Namun, sebelumnya tulangan baja ditanamkan di dalam cetakan beton, baja ditegangkan terlebih dahulu.

Tulangannya juga berbahan khusus seperti pc wire, pc stand, atau pc bar. Penggunaan tulangan ini bertujuan memperkuat struktur beton agar tidak mudah retak.

Beton jenis ini biasanya dipakai sebagai penyangga struktur bangunan yang memiliki bentangan lebar.

8. Beton Massa

Beton massa biasanya diproduksi dalam jumlah banyak. Ciri utama jenis beton ini adalah memiliki dimensi berukuran 60 sentimeter. Proses pembangunan pilar bangunan, bendungan, dan pondasi bangunan besar, biasanya memanfaatkan jenis beton massa.

9. Beton Pracetak

Beton pracetak merupakan salah satu jenis beton yang jamak ditemukan di pabrik bahan bangunan dan bisa dibeli di pasaran. Artinya, beton ini dibuat di luar proyek.

Saat ada proyek pembangunan konstruksi, beton ini akan dikirim bakum kemudian dirakit di lokasi terkait. Beberapa contoh produk beton pracetak yang tersedia di pasaran antara lain u-ditch, fasad, dan panel pagar.

10. Beton Ready Mix

Jenis beton lain yang juga dibuat di luar lokasi proyek adalah beton ready mix. Pembuatan beton ini biasanya disebut batching plant.

Namun, saat dikirim ke lokasi proyek, beton ini tidak langsung berwujud cor utuh melainkan berupa campuran adonan. Baru kemudian beton ini akan dituangkan ke cetakan yang sudah disediakan di lokasi proyek terkait.

11. Beton Siklop

Beton siklop merupakan bahan bangunan yang terbuat dari adonan beton bermutu K-175 dan batu mangga. Dari segi kekuatan, beton siklop cenderung lebih baik ketimbang beton tulangan.

Beton siklop dapat menahan tegangan tarik dan tekan sehingga kerap dipakai untuk proyek bendungan, jembatan, atau bangunan lain yang terendam dalam air.

12. Beton Berpola

Beton berpola atau disebut juga beton stamped concrete terbuat dari material karet yang dirancang menggunakan cetakan. Umumnya, cetakan tersebut menyerupai batu alam, batu tulis, batu bulat, ubin, atau papan kayu.

Beton ini dapat diterapkan pada hamparan lempengan beton yang sudah ada.

Baca juga artikel terkait RAGAM DAN HIBURAN atau tulisan lainnya dari Fadli Nasrudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Fadli Nasrudin
Editor: Addi M Idhom