Menuju konten utama

Cara Komunis Cina Perkuat Pengaruh di Dalam dan Luar Negeri

Sejak era Mao Zedong, United Front digunakan sebagai senjata untuk memperkuat pengaruh Partai Komunis Cina

Cara Komunis Cina Perkuat Pengaruh di Dalam dan Luar Negeri
President Cina Xi Jinping. FOTO/REUTERS

tirto.id - Xi Jinping kembali ditetapkan sebagai presiden untuk kedua kalinya melalui sebuah kongres lima tahunan. Selain itu, jabatan perdana menteri juga tetap berada di tangan Li Keqiang. Sementara untuk jabatan ketua parlemen hingga Kepala Partai Shanghai diisi oleh orang-orang baru.

Selain menetapkan Xi sebagai presiden, Partai Komunis Cina juga mengadopsi 'ideologi' Xi yaitu “Pemikiran Xi Jinping” dalam konstitusi dan memperkenalkan filosofinya yang disebut “Sosialisme dengan Karakteristik Cina di Era Baru”. Hal ini menandakan kuatnya pengaruh Xi dalam partai komunis.

Menurut laporan The Diplomat, Kongres Partai Komunis ini selangkah lebih maju karena mulai membuka diri ke publik. Beberapa sesi kongres disiarkan secara langsung. Ada juga serangkaian konferensi pers yang langsung menjawab berbagai pertanyaan dari awak media. Meski demikian, sebagian besar undangan adalah media milik pemerintah Cina yang menahan diri untuk tidak mengajukan pertanyaan kritis.

Yang tak kalah menarik dari Kongres itu adalah kehadiranZhang Yijiong, wakil kepala eksekutif dari United Front Work Department (UFWD) atau United Front. Ia memperkenalkan UFWD yang merupakan satu dari lima lembaga yang secara langsung berada di bawah Komite Pusat Partai Komunis Cina. Empat lembaga lainnya yaitu Departemen propaganda, Departemen Internasional, Departemen Organisasi dan Komisi Pusat untuk Inspeksi Kedisiplinan.

Baca juga:Diplomasi Fauna dan Bujuk Rayu Cina

Di era Mao Zedong, United Front menjadi satu dari “tiga senjata rahasia” yang membantu Komunis Cina berkuasa pada tahun 1949. Dua senjata lainnya adalah tentara dan partai politik. Lembaga yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip Leninis ini memiliki tanggung jawab untuk memperluas pengaruh partai Komunis kala itu. Salah satu caranya adalah dengan mempengaruhi hingga bersekutu dengan musuh yang lebih kecil. Di era kepemimpinan Xi Jinping, tanggung jawab United Front makin diperluas.

Peran Penting Biro Khusus

Dalam laporan investigasi Financial Times dijelaskan bahwa kerja United Front di beberapa negara diarahkan oleh pemimpin Cina untuk merangkul atau menyerang kelompok/individu yang disasar pemerintah. Tujuannya melindungi agenda politik Cina, menguatkan pengaruh baik di dalam maupun di luar negeri serta mengumpulkan informasi penting.

Merangkul artinya bersikap ramah dan inklusif untuk "mempersatukan kekuatan yang bisa disatukan". Kader wajib belajar cara-cara merangkul sekaligus bersikap kejam dengan membangun tembok penghalang jika negara lain ingin menghancurkan Cina, misalnya dengan gerakan separatis.

“Jika orang-orang Cina ingin menjadi kuat dan merealisasikan upaya pembaharuan bangsa Cina, maka di bawah kepemimpinan Partai Komunis kita perlu lebih memahami penggunaan 'senjata magis' ini," terang Zhang Yijiong dalam sebuah konferensi pers.

Untuk memperkuat soft power, United Front membentuk biro yang akan bertanggung jawab menangangi suatu bidang atau wilayah yang mengancam kekuasaan Komunis. Sebelum Xi Jinping memimpin, hanya ada tujuh biro yang beroperasi untuk memperkuat pengaruh Komunis. Biro ketujuh dibentuk pada 2006 dan bertanggung jawab untuk urusan Tibet dengan agenda “Menyelaraskan Perkembangan Sosio-Ekonomi Tibet.”

Wilayah ini menjadi perhatian United Front sebab Tibet kerap melontarkan kritik terhadap Cina terkait pembatasan penggunaan bahasa Tibet dan pengawasan ketat terhada vihara. Di Tibet, tugas utama United Front adalah menekan gerakan perlawanan terhadap Cina dan meruntuhkan legitimasi Dalai Lama yang kini tinggal di pengasingan di India Utara.

Baca juga:Cara Cina Lumpuhkan Tibet dengan Megaproyek

Di sisi lain, biro ini juga harus menarik perhatian dunia bahwa Cina memiliki kontribusi yang besar terhadap pembangunan di wilayah Tibet baik itu pada sektor ekonomi atau pada pelestarian warisan budaya. Hal ini agar tak menimbulkan kecaman dari para pegiat HAM hingga masyarakat internasional.

Sejak 2006, tak ada lagi perubahan besar dalam tubuh United Front. Namun pada 2015, Xi Jinping menambah Biro Kelas Sosial baru yang khusus merekrut orang-orang seperti pengusaha swasta, investor dan pekerja profesional lainnya. Ia juga mengumumkan bakal kembali menggunakan United Front sebagai senjata untuk memperkokoh pengaruh.

Sedangkan pada 2017, Xi melihat potensi ancaman datang dari Xinjiang, provinsi dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Untuk mencegah ancaman dari kelompok minoritas serta gerakan separatis, Xi membentuk Biro untuk urusan Xinjiang guna meredam ketegangan di wilayah tersebut.

infografik united front cina

Berbagai peraturan represif Cina terhadap warga Xinjiang mengundang protes, ketegangan dan bentrokan. Untuk meminimalisir risiko duduk di pesakitan, Cina membingkai ketegangan di Xinjiang sebagai masalah terorisme internasional alih-alih konsekuensi dari kebijakan represif yang melarang sejumlah acara keagamaan.

Biro lainnya yang tak kalah penting sebagai senjata Cina untuk meredam dan menarik pengikut adalah Biro Urusan 8 Partai Non-Komunis. Biro kedua khusus untuk urusan minoritas dan agama untuk memastikan tidak ada gerakan separatis dari kaum minoritas.

Menebar Pengaruh Hingga ke Luar Negeri

Tak hanya di dalam negeri, tentakel pemerintah Cina juga berkerak ke luar. Biro ketiga untuk urusan Luar Negeri termasuk Hong Kong, Macau, Taiwan dan lainnya, memastikan agar warga negara Cina yang merantau di luar negeri untuk tetap bersatu, setia kepada Cina dan bekerja untuk kepentingan tanah air.

Hampir semua kedutaan besar Cina di luar negeri juga turut melancarkan misi United Front dengan cara mempengaruhi perantau Cina. Para intelektual atau ilmuwan Cina yang berada di luar negeri juga diiming-imingi tunjangan atau beasiswa agar pulang ke Cina.

Di Australia, Asosiasi Mahasiswa dan Cendekiawan Cina juga mendukung kinerja kedutaan besar dengan meredam demonstrasi anti-Cina ketika PM Li Keqiang berkunjung ke Canberra.

Baca juga:Bagaimana Xi Jinping Menjelma Jadi Mao Zedong KW II

Feng Chongyi, profesor di University of Technology Sydney, mengungkapkan bahwa pengaruh Beijing atas asosiasi Cina di Australia telah berkembang pesat.

"Saya menilai bahwa mereka [Komunis Cina] mengendalikan hampir semua asosiasi masyarakat dan sebagian besar media berbahasa China, dan sekarang mereka memasuki sektor universitas," kata Prof Feng.

Biro lainnya bertanggung jawab mengurusi kaderisasi, ekonomi, hal-ihwal non-partai dan kaum intelektual. Biro ini bertugas menumbuhkan dukungan di kalangan intelektual dan orang-orang berpengaruh lainnya yang tidak memiliki afiliasi dengan partai di Cina.

    Meski demikian Gerry Groot dari The China Story mengungkapkan bahwa seiring berkembangnya masyarakat Cina, akan semakin sulit untuk menemukan orang yang mau secara efektif mewakili partai komunis.

    Hadirnya teknologi digital dan internet juga dianggap menjadi tantangan lain bagi United Front dalam menghadang berbagai rumor politik di internet yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan warga terhadap pemerintah dan partai Komunis. Selain itu, kondisi warga Tionghoa cukup berbeda dengan zaman Mao; kini mereka lebih melek teknologi, terbuka, dan individualis.

    Di sisi lain, Xi tetap teguh berpandangan bahwa United Front akan tetap menjadi senjata penting bagi Cina untuk meredam permasalahan domestik dan membentuk citra baik di luar negeri. Desakan berulang Xi Jinping agar partai komunis menggunakan United Front sebagai "senjata magis" untuk mewujudkan Pembaharuan Besar Rakyat Cina kian memperlihatkan bahwa organisasi tersebut sejatinya tak lebih dari alat Partai Komunis Cina.

    Baca juga artikel terkait PARTAI KOMUNIS CINA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

    tirto.id - Politik
    Reporter: Yantina Debora
    Penulis: Yantina Debora
    Editor: Windu Jusuf