tirto.id - Inreyen merupakan salah satu tahapan penting yang seyogianya dilakukan setelah motor turun mesin (overhaul). Cara inreyen motor setelah turun mesin perlu dilakukan dengan tepat agar kinerjanya bisa optimal dan awet.
Namun, sebelum mencermati cara inreyen motor setelah turun mesin, pemilik kendaraan perlu memahami definisinya terlebih dahulu. Apa itu inreyen?
Break-in atau disebut juga inreyen adalah masa untuk mengondisikan komponen-komponen mesin supaya saling menyesuaikan satu sama lain. Di masyarakat, inreyen lebih familiar dengan istilah ngereyen, masa-masa mencoba kendaraan yang baru saja dibeli dari dealer.
Meskipun demikian, inreyen tidak hanya dilakukan untuk motor-motor baru. Motor yang akan kembali digunakan setelah turun mesin, juga perlu diterapkan masa inreyen. Sebagai contoh, inreyen pada motor setelah turun mesin berguna membuat ring piston dan piston saling menyesuaikan.
Cara Inreyen Motor setelah Turun Mesin
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, inreyen motor menjadi masa yang penting sekaligus membawa banyak manfaat bagi kendaraan. Oleh sebab itu, pengendara seyogianya mengetahui cara inreyen motor setelah turun mesin hingga hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Perhatikan jangka waktunya
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam inreyen motor adalah periodenya. Kendaraan satu dengan lainnya memiliki masa inreyen berbeda, tergantung kondisi dan keadaan tertentu. Masa inreyen motor dihitung berdasarkan jarak tempuhnya, yakni sekitar 500-1.000 km. Masing-masing pabrikan memiliki rekomendasi berbeda-beda.2. Pastikan seluruh komponen siap
Sebelum berkendara, lakukan pengecekan komponen. Pastikan tidak ada komponen yang rusak atau tidak untuk digunakan dalam berkendara. Komponen yang dapat dicek seperti oli mesin, ban, sistem bahan bakar, hingga sistem kelistrikan.3. Panaskan mesin terlebih dahulu
Panaskan mesin terlebih dahulu, sebelum kendaraan digunakan. Durasi memanaskan mesin dapat dilakukan mulai 5 hingga 10 menit. Namun, memanaskan mesin sebelum digunakan sebaiknya dilakukan rutin.4. Tarik gas perlahan
Cara inreyen motor setelah turun mesin yang berikutnya adalah menarik gas secara perlahan dan berkendara dengan baik. Kecepatan yang disarankan untuk 500 km pertama adalah 50 km/jam. Tidak lebih dari itu.5. Hindari mengerem kendaraan mendadak
Saat masa inreyen, hindari pengereman kendaraan secara mendadak. Hal ini dapat menyebabkan komponen mesin bekerja lebih keras. Di samping itu, pengereman mendadak pada masa inreyen dapat memperpendek masa pakai mesin.6. Ganti oli pertama
Setelah mencapai 500 km pertama, pengguna bisa mengganti oli mesin motor. Hal ini berguna untuk mengeluarkan berbagi partikel dan kotor seperti serpihan logam yang terbentuk semasa inreyen.7. Jangan membawa beban berlebihan
Hindari membawa beban terlalu berat menggunakan motor sewaktu inreyen. Beban yang terlalu berat menyebabkan mesin motor bekerja lebih keras dan kurang baik untuk masa pakai komponen.8. Hindari manuver ekstrem
Hindari penggunaan motor secara ekstrem pada masa inreyen. Mesin yang baru masa penyesuaian dimungkinkan tidak mengeluarkan grip secara optimal. Oleh sebab itu, motor berisiko besar mengalami slip.Berapa KM Motor Turun Mesin?
Turun mesin adalah proses membongkar mesin kendaraan untuk memisahkan sejumlah komponen dan menggantinya jika ada yang rusak. Tujuan turun mesin adalah mencegah berbagai kerusakan lain yang dapat muncul karena mesin motor tidak berjalan semestinya.
Turun mesin umumnya dilakukan ketika motor telah menempuh jarak 50.000-60.000 km. Batas km yang disarankan untuk turun mesin motor dapat berbeda antara satu dengan lainnya. Meskipun demikian, motor bisa saja turun mesin sebelum mencapai kisaran tersebut karena komponen beberapa alasan sebagai berikut:
- Pengendara motor menggunakan motor secara berlebih sehingga komponen dalam mesin melonggar.
- Motor mengalami penurunan performa karena usia pakai mesin.
- Motor jarang dirawat dan diperbaiki seperti sering telat ganti oli dan tidak service secara rutin.
- Mesin mengalami overheat. Suhu mesin lebih tinggi dari kondisi normal 90 hingga 104 derajat celsius.
- Pemilik menginginkan kendaraanya untuk meningkatkan kapasitas CCnya dengan melakukan pergantian silinder mesin.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin