Menuju konten utama

Cara Deteksi Kerusakan pada V-Belt Motor Matik

Seiring pemakaiannya, v-belt motor matik pun akan mencapai masa puncak dan wajib lekas diganti.

Cara Deteksi Kerusakan pada V-Belt Motor Matik
Ilustrasi motor matic. antara foto/saptono

tirto.id - Sabuk-V atau v-belt menjadi salah satu komponen penting pada motor dengan sistem transmisi otomatis. Melansir Steemit, secara sederhana, v-belt mempunyai peran seperti rantai motor yang menghubungkan gir di crankcase dengan gir di roda belakang. Sementara di motor matik, v-belt menjadi penghubung puli depan dan puli belakang.

Seiring pemakaian, v-belt motor matik pun akan mencapai masa puncak dan wajib lekas diganti. Karena jika melihat dari fungsinya, saat komponen ini rusak atau putus, maka putaran dari mesin tidak akan tersalurkan ke roda belakang dan motor pun tidak bisa berjalan. Selain itu, bisa juga membuat roller menjadi peang.

Akibatnya, tak jarang dijumpai, motor matik yang mogok di jalan akibat v-belt transmisi CVT yang tiba-tiba putus. Umumnya, putusnya v-belt diakibatkan sudah lama tidak diganti atau jarak tempuhnya sudah lebih dari 20-25 ribu kilometer.

Lalu, bagaimana cara kita mengetahui bahwa v-belt kita mengalami kerusakan?

Dalam “Deteksi Kerusakan V-Belt”, Deltalube, penyedia oli dan pelumas untuk kendaraan, memberikan beberapa cara untuk mendeteksi bahwa v-belt kita mengalami kerusakan.

Pertama, muncul bunyi mendecit pada saat akselerasi awal pada boks CVT. Jika dilihat dari kondisi v-belt sebelum putus, biasanya ada retak-retak akibat getas. Namun, karena motor jarang dirawat, kondisi v-belt yang sudah retak pun tidak terdeteksi dan luput dari penggantian.

Retak pada v-belt bisa terlihat pada saat belt ditekuk keluar. Sisi samping gerigi belt, juga terlihat lebih ramping atau tajam jika dibandingkan v-belt normal. Hal itu artinya v-belt mengalami aus akibat bergesekan dengan puli. Jika sudah aus dan melar, biasanya muncul suara berisik dari CVT.

Kedua, tarikan motor terasa tidak begitu mulus, rasanya seperti tersendat, karena pada kondisi v-belt yang sudah aus, maka akan memengaruhi akselerasi. Saat mulai melaju, muncul slip yakni laju motor tidak sesuai dengan putaran mesin.

Hal itu akibat v-belt tidak lagi menyalurkan putaran mesin secara maksimal ke roda belakang. Jadi, ketika laju motor matik Anda tersendat-sendat, itu menunjukkan bahwa v-belt Anda mulai mengalami kerusakan.

V-belt yang mengalami keausan dini biasanya disebabkan karena kelebihan beban. Misalnya menggunakan ban berdiamter lebih besar atau sering bawa muatan berat. Faktor lainnya, as puli yang berkarat dan keringnya bearing puli. Hal ini membuat gerakan puli menjadi terhambat dan imbasnya kerja v-belt makin berat.

Sementara yang ketiga, Anda bisa melihat gejala melalui perjalanan yang telah Anda habiskan. Karena, kerusakan pada v-belt juga bisa saja terjadi karena menempuh perjalanan yang panjang.

Semisal, sekali jalan, jarak tempuhnya mencapai puluhan atau lebih dari seratus kilometer tanpa berhenti. Jadi selain tanda fisik dan suara, sering melakukan perjalanan panjang seperti itu juga memungkinkan v-belt lebih cepat aus atau putus.

Hal itu bisa terjadi walau jarak tempuh pemakaian v-belt masih jauh di bawah 20 ribu kilometer. Sebaiknya lakukan perawatan motor matik secara berkala yang di dalamnya termasuk merawat komponen transmisi CVT.

Baca juga artikel terkait MOTOR MATIK atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Otomotif
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto