Menuju konten utama
IPS Ekonomi-Kurikulum Merdeka

Cara Bertindak Ekonomis: Skala Prioritas dan Literasi Keuangan

Cara bertindak ekonomis melalui skala prioritas dan literasi keuangan.

Cara Bertindak Ekonomis: Skala Prioritas dan Literasi Keuangan
Ilustrasi. FOTO/Dok. Bank bjb

tirto.id - Bertindak ekonomis merupakan langkah yang dilakukan dalam kegiatan ekonomi dengan mengandalkan prinsip perencanaan matang serta perhitungan yang baik.

Caranya, dengan menentukan skala prioritas dan mengerti literasi keuangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia punya kebutuhan dan keinginan. Berbeda dengan kebutuhan yang memang harus dipenuhi, keinginan hanya boleh dipenuhi ketika semua kebutuhan sudah dirasa cukup.

Kita sering menyebut tentang sandang, pangan, dan papan, sebagai kebutuhan primer (pokok). Dengan tiga hal ini, kita sudah mencukupi apa yang disebut kebutuhan.

Namun, tidak jarang ada orang yang tidak megetahui perbedaan kedua hal tersebut sehingga malah memilih mencukupi keinginannya terlebih dahulu.

Oleh karena itu, muncul istilah bertindak ekonomis. Frasa yang berarti kata kerja ini mengibaratkan kita untuk melakukan sesuatu yang sifatnya ekonomis.

Menurut KBBI, ekonomis berarti “hati-hati dalam pengeluaran uang, barang, tidak boros, hemat, dll”.

Dengan begitu, cara bertindak ekonomis dapat didefinisikan sebagai cara untuk hati-hati dalam pengeluaran uang dan barang. Atau dengan kata lainnya, tidak boros dan hemat ketika punya uang.

Skala Prioritas dalam Bertindak Ekonomis

Skala prioritas berarti menentukan kadar pentingnya sesuatu dengan sesuatu yang lain. Seandainya ada yang lebih penting, maka harus dicukupi terlebih dahulu. Contohnya, kebutuhan-kebutuhan primer mencakup makan, pakaian, dan tempat tinggal.

Dalam situs Dewan UMKM Sumatera Utara, dijelaskan lebih lengkap terkait skala prioritas.

Menurut situs tersebut, skala prioritas ditujukan untuk mempermudah seseorang saat bertindak menutupi kebutuhannya.

Dengan kata lain, mereka nantinya bisa berperilaku tidak konsumtif dan jauh dari kebutuhan yang tak terlalu diperlukan (keinginan).

Untuk langkah cara bertindak ekonomis melalui skala prioritas, dimulai dari penilaian tingkat kepentingan dari kebutuhan tersebut. Pembagiannya bisa terdiri dari:

  1. Penting dan mendesak: bensin, makan, bayaran sekolah, transport, dll.
  2. Penting tapi tidak mendesak: alat perawatan, rekreasi, hiburan, dll.
  3. Tidak penting tapi mendesak: beli HP karena yang lama sudah rusak.
  4. Tindak penting dan tidak mendesak: beli HP padahal barang yang lama masih berfungsi.
Selain itu, ada dua lagi tahap yang perlu diperhatikan. Di antaranya adalah melihat peluang kesempatan yang akan datang dan mempertimbangkan masa depan.

Dengan begitu, kesempatan terkait kehidupan yang lebih baik harus dilihat peluangnya. Kemudian, vision kehidupan masa depan juga harus diperhatikan agar kebutuhan penting dan mendesak bisa selalu terpenuhi.

Literasi Keuangan dalam Bertindak Ekonomis

Dikutip catatan Sari Oktafiana dalam IPS (2017, hlm. 163), literasi keuangan dianggap sebagai kemampuan memilih secara bijaksana terhadap pengelolaan dan pengeluaran.

Literasi ini memberikan gambaran terhadap bagaimana uang itu bergerak dan bagaimana caranya uang yang kita miliki bisa menutupi kebutuhan-kebutuhan kita.

Melalui pendapat tersebut, hal yang paling utama adalah pengelolaan. Setelah mengetahui bahwa uang akan mengalir kemana dan demi keperluan apa, maka orang terkait bisa menilainya sendiri.

Seiringan dengan skala prioritas yang sudah dijelaskan, pengklasifikasian bentuk kebutuhan pun menjadi salah satu kemampuan dari literasi keuangan.

Mereka yang punya pengetahuan akan tahu mengenai apa yang benar-benar diperlukan dan apa yang belum diperlukan.

Intinya, kebijakan terkait pengelolaan uang diberikan kepada orang yang mengaturnya.

Dengan bertindak ekonomis lewat skala prioritas dan literasi keuangan, maka secara bijaksana mereka tahu untuk apa uang itu dikeluarkan dan seberapa penting kebutuhan tersebut untuk dipenuhi.

Baca juga artikel terkait CARA BERTINDAK EKONOMIS atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno