tirto.id - Saat pendemi virus Corona saat ini, masyarakat di berbagai tempat, termasuk di Indonesia, harus beradaptasi dengan kebiasaan baru bekerja dari rumah (work from home/WFH) untuk mengurangi penyebaran virus.
Saat bekerja dari rumah, Anda tidak hanya harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berbeda, tapi juga harus beradaptasi dengan perangkat yang digunakan untuk bekerja sehari-hari.
"Sekarang ini, karyawan bekerja di luar jaringan kantor," kata Direktur Divisi Anti-Pembajakan Asia-Pasifik Software Alliance, Tarun Sawney, dalam jumpa pers virtual, seperti diwartakan Antara News.
Ketika bekerja menggunakan fasilitas kerja dari kantor, perangkat kerja dilindungi oleh tim TI dan hanya ada satu pintu masuk ke akses perangkat lunak. Sementara di rumah, karyawan mungkin menggunakan perangkat milik sendiri sehingga ada celah baru bahkan mungkin banyak celah bagi peretas untuk menerobos sistem keamanan.
Selama WFH ada tiga hal besar yang bisa menjadi eksposure terhadap risiko keamanan siber, yaitu:
1. Aplikasi email atau pesan instan yang meningkatkan risiko mengakses berkas yang mencurigakan atau berkontak dengan orang yang tidak jelas.
2. Berupa kata kunci yang mudah ditebak.
3. Karyawan menggunakan perangkat lunak yang tidak diperbarui sehingga tidak diketahui seberapa aman.
Untuk mengurangi risiko keamanan saat bekerja dari rumah, sebaiknya Anda menggunakan perangkat lunak resmi karena perusahaan pembuatnya sudah membekali dengan sistem keamanan.
Software legal secara berkala diperbarui, jika pun terdapat masalah, perusahaan pembuatnya akan mengeluarkan patch untuk memperbaiki kendala.
Perusahaan juga sebaiknya menggunakan software untuk keperluan bisnis, bukan individu, karena berbeda tingkat keamanan.
Dalam jumpa pers yang sama, Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto, menyarankan, karyawan yang sedang bekerja di rumah harus memahami aplikasi yang digunakan untuk bekerja agar bisa mengamankan data dan tidak diakses oleh orang yang tidak dikenal.
"Pelajari aplikasi yang kita pakai sampai tuntas," kata Henri.
Karyawan juga diminta untuk mengganti kata kunci secara berkala, dengan kombinasi yang tidak mudah ditebak, misalnya tanggal lahir.
Jika mendapatkan kiriman email, atau pesan pribadi lewat media sosial, jangan sembarangan membuka tautan apalagi dari orang yang tidak dikenal.
Hal lainnya, yang tidak kalah penting, Henri meminta karyawan untuk tidak mudah menunjukkan data di sembarang tempat, misalnya mengunggah data di media sosial.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH