tirto.id - Pilkada serentak akan digelar November 2024 mendatang, tetapi sejumlah partai politik telah menyiapkan strategi dan jago masing-masing.
Salah satunya, di Pilgub Banten, Partai Golkar dipastikan akan mengusung mantan Wali Kota Tangerang Selatan dua periode Airin Rachmi Diany untuk maju memperebutkan kursi kepala daerah. Ketua Umum Airlangga Hartarto memastikan hal ini saat dikonfirmasi nama tersebut.
"Ibu Airin," kata Airlangga saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
Namun, Airlangga belum menjawab siapa pasangannya maupun koalisi yang dibentuk dengan partai mana saja. "Nanti kita susun," kata Airlangga singkat.
Penunjukan Airin tentu tidak mengejutkan. Airin adalah istri Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan yang notabene adik dari mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Atut sendiri terjungkal dari kursi gubernur akibat tersandung kasus korupsi pada 2015 silam.
Meskipun Atut terjungkal dari kursi gubernur, keluarga anak dari Tb Chasan, tokoh politikus tersohor di Banten ini tidak hilang pengaruhnya di wilayah ini.
Pada Pilkada Banten 2017, anak Atut Andhika Hazrumy maju dengan tokoh Banten dari Partai Demokrat (kini Partai Nasdem) Wahidin Halim. Pasangan Wahidin-Andhika berhasil mengalahkan pasangan Rano Karno-Embay Mulya yang merupakan petahana pasca Atut lengser.
Di sisi lain, perolehan suara Airin di Banten III paling tinggi, bahkan lebih tinggi daripada petahana di wilayah tersebut. Ia meraup 302.878 suara.
Airin mengalahkan caleg PKS, Habib Idrus Salim Aljufri, dengan 184.407 suara, caleg PDIP, Rano Karno, 149.397 suara, caleg PKB, Moh. Rano Alfath, dengan 125.853 suara, dan caleg Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, dengan 119.692 suara.
Sementara itu, perolehan suara di tingkat DPRD, Golkar berada di peringkat teratas dengan 933.670 suara. Kemudian disusul Gerindra dengan 886.432 suara.
Peringkat ketiga PDIP dengan 853.565 suara. Sebagai catatan, total kursi DPRD Banten mencapai 100 kursi dengan 12 dapil. Meskipun belum ada data kursi, Golkar dipastikan memegang jabatan Ketua DPRD Banten periode mendatang.
Lantas bagaimana peta konstelasi politik dan pencalonannya?
"Koalisi itu kalau di Pilkada lebih banyak mengikuti tokoh yang besar, yang punya elektabilitas tinggi. Nah, di Banten yang punya elektabilitas yang lumayan ada tiga orang. Satu, Airin yang dimajukan oleh Golkar dan itu keluarga Bu Atut. Dia adik ipar Bu Atut," kata Usep, Jumat (5/4/2024).
Kedua adalah Wahidin Halim selaku petahana sebelum kursi Gubernur Banten diisi Penjabat Gubernur. Ketiga adalah mantan Gubernur Banten, Rano Karno.
"Sepertinya kalau menurut saya koalisi akan mengikuti tiga orang itu. Bisa jadi koalisi di Banten mengikuti pilpres kemarin karena polanya hampir sama," jelas Usep.
Usep menuturkan, ada beberapa nama figur lain yang cukup kuat dan layak dipertimbangkan seperti kader PKS, Dimyati Natakusumah. Nama Dimyati bisa menjadi pendamping dari ketiga nama yang sudah kuat. Nama lain yang bisa dipertimbangkan adalah Iti Jayabaya, mantan Bupati Lebak. Ia cukup kuat di Lebak untuk meningkatkan suara cagub.
Usep menilai, partai perlu mempertimbangkan isu keterwakilan untuk memenangkan Pilkada Banten. Ia beralasan, Banten terdiri atas tiga klaster pemilih yakni klaster perkotaan, klaster utara dan klaster selatan. Klaster perkotaan bisa dilihat dari Tangerang Selatan dan Tangerang Kota.
Sementara itu, klaster utara terdiri atas Cilegon, Serang Raya dan sekitarnya. Di sisi lain, klaster selatan bisa Lebak dan Pandeglang. Ia menilai, keterwakilan penting dilakukan untuk meningkatkan perolehan suara dan memenangkan Pilkada Banten.
Analis sosial-politik ISESS, Musfi Romdoni, tidak memungkiri bahwa Golkar memiliki perolehan suara besar di Pilkada Banten.
Ia menilai suara Golkar naik dari 742.844 suara menjadi 922.670 suara. Ia menilai peningkatan suara tidak lepas dari kekuatan Golkar yang mulai muncul.
"Peningkatan suara yang signifikan menunjukkan Partai Golkar mampu menarik banyak caleg potensial di Banten, yang mana itu meningkatkan popularitas partai dan mesin partai di akar rumput," kata Musfi, Jumat (5/4/2024).
Musfi tidak memungkiri dinasti Atut bisa bangkit dengan setidaknya tiga syarat. Pertama, keputusan Wahidin Halim pindah partai ke Partai Nasdem dapat menurunkan pengaruhnya karena Nasdem bukan merupakan partai dengan suara dominan di Banten pada Pileg 2024.
"Kedua, tentunya kebangkitan Partai Golkar di Banten. Sebagai partai yang menjadi pemenang, itu memberikan pengaruh besar terhadap peluang kesuksesan pencalonan Airin, yang mana itu ditafsirkan sebagai kebangkitan dinasti Atut," kata Musfi.
Di sisi lain, Golkar punya tokoh lain yang membantu kesuksesan partai di Pilkada Banten. Ia mencontohkan Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa I DPP Golkar, Andika Hazrumy yang merupakan Wakil Gubernur Banten 2017-2022 merupakan politikus Golkar terpopuler pada 2023.
Sebelumnya, Ratu Atut kalah oleh Rano Karno yang diusung PDIP. "Dengan kondisi saat ini, bukan tidak mungkin itu mempengaruhi pengaruh dan kekuatan PDIP di pilkada," kata Musfi.
Terkait nama-nama yang potensial maju di Banten, Musfi menduga ada banyak nama yang beredar. Di PDIP tentunya ada Rano Karno, Partai Nasdem dengan Wahidin Halim, Partai Golkar mengusung Airin Rachmi Diany, dan PKS disebut akan mengusung Dimyati Natakusumah dan Gembong Sumedi.
"Ada pula nama baru yang saya kira cukup menarik, yakni Ratu Ageng Rekawati yang merupakan Ketua Harian DPP Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN)," kata Musfi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri