Menuju konten utama
Perdagangan Sawit Indonesia

Bursa CPO Masih Sepi Transaksi pada Hari Pertama Beroperasi

Didid Noordiatmoko mengakui bahwa, transaksi hari pertama Bursa Crude Palm Oil (CPO) terbilang sepi.

Bursa CPO Masih Sepi Transaksi pada Hari Pertama Beroperasi
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko. (Tirto.id/Hanif Reyhan Ghifari)

tirto.id - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengakui bahwa, transaksi hari pertama Bursa Crude Palm Oil (CPO) terbilang sepi. Hal ini dinilai wajar karena masih dalam tahap pengenalan.

"Jadi buat kami, Bappebti, pada intinya akan memastikan untuk mulai live atau jalan, sesi 1 kontrak pertama transaksinya 4 lot berarti 100 ton dan okelah, itu sedikit banget tapi oke untuk hari pertama, sesi pertama," ucap Didid di Kantor Bursa Komoditi, Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Didid mengungkapkan bahwa sesi transaksi bursa CPO ini dibagi menjadi tiga yaitu, pagi, siang dan malam. "Kami targetkan 23 oktober live tapi tanggal 20 ini sudah live. Oke. Kita maju," kata dia.

Didid meyakini bahwa pada triwulan-I di 2024 Indonesia akan mendapatkan harga referensi. Dapat dipastikan sudah kredibel karena volumenya terbilang cukup dan harganya stabil tidak mengalami naik turun.

"Triwulan pertama 2024 kita sudah bisa dapat price referensi. Artinya apa? Ini sudah kredibel artinya volumenya cukup dan harganya tidak naik turun secara drastis. Jadi, pembeli dan penjualnya bisa many to many, kan nggak ketahuan siapa yang bid dan ask. Jadi tidak ketahuan siapa yang bid dan deal," ujar Didid.

"Intinya adalah ketika many to many bisa diwujudkan, maka harga itu diharapkan akan fair, ini bukan soal harus naik, harus tinggi tapi harus fair," lanjut Didid.

Didid berharap kontrak Bursa CPO dapat lebih bervariatif. "Ini baru hari pertama, sesi pertama, kontrak pertama, dan jangan minta lari duluan, dan saya harapkan bisa makin berjalan dengan membaik dan jenis kontrak nya makin banyak, nanti mungkin akan lebih variatif lagi jenis kontraknya soalnya baru Dumai dan Belawan," kata dia.

Lebih lanjut, Didid juga meminta kepada penyelenggara Bursa CPO yaitu Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) untuk membenahi varian atau menunya agar tidak hanya terpaku kepada dua daerah tersebut.

"Ini kita dikit-dikit saya minta ke ICDX agar membenahi itu dan menunya makin banyak dan nanti tidak hanya Dumai dan Belawan tapi bakal lebih banyak lagi," ujar Didid.

Baca juga artikel terkait BURSA CPO INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang