tirto.id -
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor gula menarget produksi gula mencapai 3,26 juta ton pada 2019, atau mengalami peningkatan dua kali lipat dari produksi gula tahun 2015, hanya 1,45 juta ton.
“Untuk mencapai target produksi gula tersebut antara lain akan dilakukan perluasan areal tebu yang dikelola BUMN gula secara bertahap dari 271.388 hektare menjadi 357.177 hektare,” kata Subiyono, Koordinator Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gula di Yogyakarta, Jumat (16/3/2016).
Subiyono mengatakan, untuk mencapai target akan dilakukan konversi lahan-lahan perkebunan yang tidak produktif di masing-masing wilayah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) menjadi lahan produktif tebu.
Menurut Subiyono, konversi akan tersebar di dua wilayah, di Sumatera dan Jawa. Di Sumatera, areal perkebunan tebu akan dilakukan oleh PTPN II dan PTPN VII. Di Jawa, konversi dilakukan oleh PTPN IX dan XII.
Selain itu, PTPN juga akan mengelola aneka tanaman lain seperti kaet, kopi, teh, dan kelapa sawit.
"Seperti di PTPN IX, selain mengelola aneka tanaman, juga mengelola pabrik gula. Sehingga apabila bahan baku pabrik gulanya berkurang, maka lahan tanaman lain yang tidak produktif dan secara ekonomis tidak memberikan harapan akan dikonversi untuk tanaman tebu," tutur Subiyono.
Subiyono menerangkan langkah ekstensifikasi tersebut juga akan diiringi upaya intensifikasi dengan menggenjot produktivitas lahan sampai menghasilkan 93 ton tebu per hektare dan gula 9,13 ton per hektare. Dalam rencana, akan ditingkatkan pula kadar gula dalam tebu dari 8,02 persen menjadi 9,78 persen.
Subiyono mengatakan, BUMN sektor gula akan memulai seluruh program ekstensifikasi dan intensifikasi lahan tebu pada musim giling 2016, bertepatan dengan musim tanam untuk musim giling 2017. Upaya itu dilakukan di setiap 100 hektare lahan tebu yang dimiliki masing-masing pabrik gula BUMN, sebagai percontohan. Dari 100 hektare, terdapat 48.000 kebun percontohan dari total 48 unit pabrik gula yang dinaungi Kementerian BUMN di seluruh Indonesia
"Kami menetapkan di tiap pabrik gula milik BUMN harus memiliki kebun percontohan 100 hektare dengan produktivitas 10 ton gula per hektare," ucap Subiyono.
Subiyono menerangkan melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi, BUMN akan mengetahui teknologi budi daya tebu yang tepat, varietas tebu, serta masa tanam tebu yang tepat untuk mengejar target produksi gula 3,26 juta ton.
Agar mencapai target tersebut BUMN juga meminta Pusat Penelitian Gula Indonesia (P2GI) dan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta untuk mengawal program ini.(ANT)