tirto.id - Akibat suhu bumi yang makin panas, jumlah beruang kutub terancam mengalami penurunan yang signifikan. Es di Laut Arktik yang merupakan habitat utama dari hewan ini dari tahun ke tahun terus mencair. Jika situasi ini tak dapat dihentikan, maka beruang kutub akan kehilangan rumahnya dan berujung pada turunnya populasi mereka.
Fakta ini tersaji pada pertemuan American Geophysical Union di San Francisco pada Senin (12/12/2016). "Ada potensi untuk pengurangan besar beruang kutub secara global selama tiga generasi berikutnya, jika hilangnya es laut terus terjadi pada tingkat yang telah kita lihat," jelas Kristin Laidre, ahli ekologi mamalia kelautan di Pusat Penelitian Kutub Universitas Washington.
Es di lautan memang menjadi pusat kehidupan dari beruang kutub. Mereka menggunakan objek mengapung itu untuk kawin, membesarkan anak-anak, dan juga berburu mangsa. Sayangnya, luas habitat utama beruang kutub ini terus menurun sejak tahun 1979 hingga tahun 2015. Imbasnya, jumlah mereka saat ini yang mencapai angka 26 ribu, 35-40 tahun lagi bisa berkurang 8600 ekor.
Eric Regehr dari Dinas Perikanan dan Margasatwa AS mengatakan suhu bumi yang makin panas memiliki pengaruh yang berbeda di antara 19 sub-populasi beruang kutub dunia. Mayoritas terletak dalam Lingkaran Arktik.
Di wilayah utara Alaska, jumlah beruang kutub sudah menurun tajam di tengah pengurangan es laut. Sementara itu, di barat Alaska, penurunan ada namun tidak dalam jumlah yang signifikan. Karena jumlah anjing laut cincin, mangsa utama beruang kutub, berada dalam angka yang ideal.
Selain beruang kutub, penurunan juga terjadi pada populasi rusa liar serta caribou. Fakta ini disampaikan oleh kepala Pusat Arktik di Universitas Northern Iowa, Andrey Petrov. Penelitian Petrov pada rusa liar di Taimyr, Rusia utara, menunjukkan bahwa populasi kawanan tersebut telah jatuh ke sekitar 600 ribu ekor, dari satu juta ekor pada tahun 2000.
Populasi Taimyr, berjumlah sekitar 24 persen dari semua rusa liar, hilang oleh faktor-faktor seperti lenyapnya rusa muda akibat pola migrasi yang terhambat oleh pemanasan iklim.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari