Menuju konten utama

Bulog Klaim 90 Persen Stok Saat Ini Terbanyak Daging Kerbau

Bulog mengklaim jumlah stok daging kerbau mencapai 90 persen dari total keseluruhan 16 ribu ton.

Bulog Klaim 90 Persen Stok Saat Ini Terbanyak Daging Kerbau
Pedagang melayani warga yang membeli daging sapi yang dijual Rp150.000 per kilogram di pasar daging Kota Lhokseumawe, Aceh, Selasa (29/8). ANTARA FOTO/Rahmad.

tirto.id - Perum Bulog mengklaim stok daging yang mereka miliki saat ini masih mencapai angka 16 ribu ton. Menurut Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, banyaknya stok tersebut masih tergolong mencukupi, mengingat rata-rata konsumsi masyarakat terhadap daging per bulannya berkisar 8-9 ribu ton.

Adapun stok daging terbanyak yang dimiliki Bulog merupakan daging kerbau. Djarot sendiri mengatakan jumlah stok daging kerbau mencapai 90 persen dari total keseluruhan. Sementara sisanya adalah daging sapi.

“Saya kira untuk daging sapi sudah mencukupi di lapangan dan sebetulnya tidak ada perbedaan antara daging sapi dengan kerbau,” ujar Djarot di kantornya pada Senin (27/11/2017).

Lebih lanjut, Djarot mengindikasikan bahwa masyarakat sudah mulai beralih untuk mengonsumsi daging kerbau. Djarot pun mengatakan kalau dari impor daging kerbau yang jumlahnya mencapai 80 ribu ton, dalam kurun waktu kurang dari setahun sisanya tak lebih dari 16 ribu ton. Di pasaran sendiri, harga daging kerbau dijual sekitar Rp80 ribu.

“Itu berarti sisanya terserap. Insya Allah tidak ada komplain, baik dari sisi kehalalan, kebersihan, maupun dari segi rasa,” ucap Djarot lagi.

Sisa stok daging kerbau diprediksi akan habis selambat-lambatnya pertengahan tahun depan. Djarot pun optimistis izin perpanjangan impor daging kerbau akan jalan terus. “(Kuota) Sisanya sekitar 23 ribu ton, dan itu akan jalan terus. Kalaupun itu kurang, sesuai hasil rapat kemarin, akan tetap dilakukan (impor),” ungkap Djarot.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengaku masyarakat yang memilih daging kerbau masih belum sebanyak yang mengonsumsi daging sapi. Akan tetapi, Roy menilainya sebagai gaya hidup mengonsumsi daging kerbau yang belum populer di kalangan masyarakat.

“Di ritel belum banyak yang memilih daging kerbau karena bicara gaya hidup. Daging sapi lebih populer,” ucap Roy.

Senada dengan Djarot, Roy turut berpendapat kalau daging kerbau sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan daging sapi. Oleh karena itu, toko-toko ritel di bawah naungan Aprindo masih terus menyediakan daging kerbau meskipun tingkat penjualannya tidak secepat daging sapi.

Baca juga artikel terkait STOK DAGING atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri