tirto.id - Tujuh puluh tahun sudah usia putri sang bapak bangsa Ir. Soekarno, Megawati Soekarno Putri. Di perhelatan ke 70 tahunnya itu Megawati sengaja mengundang para loyalisnya merayakan di Gedung Teater Jakarta, Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Selatan. (23/1).
Dalam acara hari jadinya itu Megawati memilih nuansa Bali yang cukup kental. Sebabnya karena Megawati memang berdarah Bali. Seperti yang diketahui banyak orang, ibu Sukarno atau nenek Megawati bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Dia merupakan bangsawan Bali.
Menurut salah seorang panitia pelaksana Adithya menjelaskan bahwa konsep acara kali ini atas permintaan dari Megawati sendiri."Konsepnya atas permintaan ibu. Kami juga dibantu oleh Event Organizer. Permintaannya harus ada konsep budaya Jawa dan Bali. Makanya seragam panitia ada yang menggunakan kain udengnya," tutur Adithya.
Dari laporan pandangan mata, acara yang dihadiri sekitar ratusan orang ini dimulai sejak pukul 15.00 WIB, namun molor sampai satu jam. Undangan yang hadir dipastikan dari lintas profesi, mulai dari seniman yaitu Sujiwo Tedjo, Butet Kertaradjasa, Djaduk Ferdianto, Temon, Happy Salma, Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoly, Antasari Azhar, Mantan Menteri BPN, Ferry Mursyidan Baldan, dan Presiden Joko Widodo.
Secara eksplisit dalam acara hari jadinya itu Megawati ingin menunjukkan kepada banyak orang bahwa dirinya menyukai seni pertunjukkan. Itu di buktikan kepada para kerabatnya yang hadir dengan menyuguhkan seni teater berjudul Republik Obong.
"Saya berharap sekali untuk ke depannya kita bangsa Indonesia lebih erat lagi rasa nasional berbangsa dan berbudaya seperti Teater yang akan kita simak nanti. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya namun beragama. Jangan jadikan agama yang kita anut sebagai jurang pemisah," tutur Megawati dalam pidato sambutan ulang tahunnya.
Pada pantauan Teater yang di pentaskan dalam ulang tahunnya itu, rupanya secara implisit Megawati cukup gerah akan peristiwa yang dialami bangsa ini. Terbukti dari petikan monolog yang dikumandangkan oleh Butet Kertarajasa.
"Kamu menginjak kaki saya kamu menistakan kaki saya. Kemarin saya beribadah tapi kamu larang, kamu menistakan agama saya. Saya juga menyembah Tuhan saya, tapi kamu mengatakannya itu patung. Sama saja kamu menistakan agama saya," kutip Butet dalam drama Teater berjudul Republic Obong itu.
Dari tempat duduknya Megawati cukup terbahak atas dialog yang disebutkan oleh Butet tersebut. Seolah pernyataan itu menerjemahkan masalah yang sedang santer di masyakat berkaitan dengan 'Penistaan agama'. Khususnya, masalah hukum yang tengah menghantui Pasangan Calon Basuki tjahaja Purnama alias Ahok yang tersangkut kasus Al Maidah Ayat 51.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan