Menuju konten utama

BPS: Inflasi Desember 2018 Sebesar 0,62 Persen

Hasil inflasi di bulan Desember menyebabkan inflasi tahunan pada 2018 menjadi 3,13 persen dari target 3,5 persen. Inflasi tertinggi adalah bahan makanan serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

BPS: Inflasi Desember 2018 Sebesar 0,62 Persen
Presiden Joko Widodo membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018 di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj/18.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi bulan Desember 2018 mencapai 0,62 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) senilai 135,9. Peningkatan angka itu disebabkan karena adanya pengaruh inflasi 2 kelompok pengeluaran.

Hasil inflasi di bulan Desember ini menyebabkan inflasi tahunan pada 2018 menjadi 3,13 persen dari target 3,5 persen.

“Perkembangan harga di Bulan Desember secara umum mengalami kenaikan. Inflasi 0,62 persen di Bulan Desember menyebabkan inflasi tahun kalender dan secara yoy 3,13 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2019) .

Suhariyanto menjelaskan, menurut data BPS, inflasi bahan makanan mencapai 1,45 persen dan memiliki andil 0,29 persen dari inflasi umum di bulan itu. Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi senilai 1,28 persen dengan andil 0,24 persen dari total inflasi umum.

“Ini dua kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi di Desember 2018,” ucap Suhariyanto.

Peningkatan yang terjadi selama bulan Desember 2018, lanjut Suhariyanto, disebabkan karena adanya andil inflasi dari harga daging ayam ras senilai 0,07 persen dan telur ayam ras senilai 0,09 persen. Menurutnya, persiapan natal dan tahun baru menjadi penyebab peningkatan kebutuhan itu.

Selain itu, harga bawang merah dan harga beras juga turut memberi andil dalam inflasi di bulan ini dengan masing-masing nilai 0,05 persen dan 0,03 persen. Namun, kehadiran cabai merah memberikan sumbangan deflasi senilai 0,03 persen.

Sedangkan dari kelompok pengeluaran kedua, terang dia, andil inflasi terbesar disumbangkan oleh angkutan udara senilai 0,19 persen, tarif kereta api senilai 0,03 persen, dan tarif angkutan antar kota senilai 0,01 persen.

Penyebabnya, kata Suhariyanto, adalah kenaikan harga tiket pesawat yang akhir-akhir ini terjadi pada maskapai penerbangan. Sementara sisanya dianggap tidak mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Jadi penyebab inflasi selama Desember 2018 itu kenaikan harga daging dan telur ayam ras, bawang merah, dan tarif angkutan udara serta penghambatnya adalah deflasi harga cabe merah,” terang Suhariyanto.

Sisanya, inflasi di kelompok lain hanya memiliki andil di bawah 0,05 persen dari totalnya.

Berikut ini penjelasan inflasi kelompok pengeluaran lain di bulan Desember:

- Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mengalami inflasi senilai 0,22 persen

- Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,13 persen.

- Sandang mengalami inflasi 0,08 persen.

- Kesehatan mengalami inflasi 0,20 persen, dan

- Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi 0,1 persen.

Di bulan yang sama, BPS juga melakukan survei di banyak kota. Dari 82 kota yang disurvei, 80 di antaranya mengalami inflasi sedangkan sisanya deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi tercatat adalah Kupang senilai 2,09 persen dengan IHK 135,96. Sementara itu inflasi terendah tercatat di Aceh dengan nilai 0,02 persen dengan IHK 128,20.

Deflasi tertinggi dialami oleh kota Sorong senilai 0,15 persen dengan IHK 143,89. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kendari senilai 0,09 persen dengan IHK sebesar 128,48.

Baca juga artikel terkait INFLASI 2018 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dhita Koesno