Menuju konten utama

Tujuh Langkah BI dalam Menjaga Inflasi & Stabilitas Rupiah di 2019

BI akan mempertahankan kebijakan moneter yang bersifat pencegahan untuk menjaga inflasi dan stabilitas rupiah.

Tujuh Langkah BI dalam Menjaga Inflasi & Stabilitas Rupiah di 2019
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat pada tahun depan. Di samping itu, negara-negara maju juga diperkirakan bakal mengambil langkah pengetatan moneter. Misalnya, perkiraan soal normalisasi kebijakan moneter European Central Bank serta kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Untuk meredam gejolak tersebut, BI tengah mempersiapkan sejumlah kebijakan yang bakal ditempuh pada 2019.

"Langkah tersebut akan fokus pada stabilitas, khususnya pengendalian inflasi sesuai sasaran 3,5+1 persen dan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamentalnya," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, kemarin (27/11/2018).

Pertama, BI akan mempertahankan kebijakan moneter yang bersifat pencegahan (pre-emptive) dan ahead-the-curve setelah menaikkan bunga acuan 175 bps sejak awal tahun.

Kedua, menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong intermediasi perbankan dalam pembiayaan ekonomi. Termasuk, kata dia, "untuk menjaga ketahanan sistem keuangan dengan memperkuat surveilans terhadap bank-bank besar dan korporasi yang sistemik."

Ketiga, kebijakan sistem pembayaran akan terus dikembangkan untuk kelancaran, efisiensi, dan keamanan transaksi pembayaran non-tunai maupun tunai, termasuk dalam mendukung ekonomi dan keuangan digital.

Keempat, akselerasi pendalaman pasar keuangan terus didorong untuk mendukung efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi secara lebih luas serta terus berpartisipasi aktif dalam inovasi berbagai instrumen pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur ke depan.

Kelima, mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, baik melalui program-program Bank Indonesia maupun sebagai bagian program Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).

Keenam, perluasan pengembangan UMKM dengan fokus pada pengendalian inflasi dan penurunan defisit transaksi berjalan. Dan Terakhir, mengarahkan kebijakan internasional untuk memperkuat persepsi positif terhadap Indonesia dan berperan aktif dalam perumusan kebijakan di berbagai lembaga internasional.

Bank Indonesia juga akan semakin memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional dengan Pemerintah, OJK, dan otoritas lainnya. Sinergi bauran kebijakan akan diarahkan untuk pengendalian inflasi, perbaikan struktur ekonomi, stabilitas sistem keuangan, akselerasi pendalaman pasar keuangan serta ekosistem ekonomi dan keuangan digital.

Meski demikian, menurut Perry, prospek ekonomi Indonesia pada tahun depan juga akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan stabilitas yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diperkirakan tetap meningkat hingga mencapai kisaran 5,0-5,4 persen.

"Inflasi 2019 tetap terkendali pada kisaran sasaran 3,5+1 persen dengan terjaganya tekanan harga dari sisi permintaan, volatile foods dan administered prices, ekspektasi inflasi, dan stabilnya nilai tukar rupiah," imbuh dia.

Sementara untuk defisit transaksi berjalan (CAD) 2019, "akan turun menjadi sekitar 2,5% dari PDB dengan langkah-langkah pengendalian impor serta peningkatan ekspor dan pariwisata."

Baca juga artikel terkait INFLASI 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora