tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai 237,52 miliar dolar AS sepanjang 2022. Impor ini meningkat sebesar 21,07 persen jika dibandingkan pada periode sama 2021 sebelumnya yang tercatat hanya 196,19 miliar dolar AS.
Kepala BPS, Margo Yuwono merincikan, nilai impor berasal dari migas yaitu 40,42 miliar dolar AS, atau naik 58,31 persen (yoy). Sedangkan impor nonmigasnya tercatat 197,11 miliar dolar AS, naik 15,50 persen (yoy).
"Share impor nonmigas terbesar pada periode Januari-Desember 2022 berasal dari mesin peralatan mekanis dan bagiannya dengan nilai impor 31,57 miliar dolar AS, sharenya mencapai 16,02 persen," ujar Margo dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Jika dilihat dari perkembangan menurut penggunaan barangnya, impor bahan baku atau penolong mengalami peningkatan nilai tertinggi mencapai 181,34 miliar dolar AS, atau tumbuh 23,04 persen (yoy). Sedangkan dilihat dari kenaikan tertinggi terjadi pada barang modal sebesar 26,99 persen (yoy) dengan nilai 36,35 miliar dolar AS.
"Jika dilihat impor golongan bahan baku atau penolong itu sudah menyumbang 76,34 persen dari total impor Indonesia," jelasnya.
Margo menuturkan tingginya penggunaan terhadap barang impor bahan baku atau penolong memberikan indikasi bahwa sektor ekonomi domestik sepanjang 2022 mengalami kenaikan. Terutama untuk sektor-sektor industri.
"Demikian peningkatan barang modal juga meningkatkan indikasi yang baik karena mencerminkan ekonomi kita di 2022 akan mengalami perbaikan dengan berbagai peningkatan baik bahan baku maupun barang modal," jelasnya.
Berdasarkan negaranya, peningkatan impor nonmigas terbesar masih dipuncaki oleh China dengan nilai 11,42 miliar dolar AS. Peningkatan terbesar jika dilihat dari komoditasnya terjadi pada mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta bahan bakar mineral.
"Sementara penurunan impor terbesar lainnya terjadi di Ukraina, Rusia, Belarus, Belgia, Spanyol," ujarnya.
Adapun perkembangan impor Indonesia pada Desember sendiri tercatat sebesar 19,94 miliar dolar As, atau meningkat 5,16 dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 18,96 dolar AS.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin