tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Februari 2020 terjadi inflasi senilai 0,28 persen. Nilai inflasi ini relatif lebih tinggi dari posisi Februari 2019 yang sempat mengalami deflasi di angka -0,08 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan Januari lalu yang sebesar 0,39 persen, inflasi sepanjang bulan lalu relatif menurun.
“Pada Februari 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,62,” ucap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti dalam konferensi pers di kantornya, Senin (3/2/2020).
Yunita mengatakan dari perolehan inflasi ini, sekitar 73 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di kota Sintang sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 109,73. Sementara inflasi terendah terjadi di Pare-pare sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 103,82.
BPS juga mencatat terjadinya deflasi di mana kota Tanjung Pandan menjadi yang paling tinggi, yakni sebesar 1,20 persen dengan IHK sebesar 103,66. Sementara deflasi terendah terjadi di Padang Sidimpuan sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 104,01.
Yunita melanjutkan, inflasi sepanjang Februari 2020 disumbang oleh komponen inti yang mengalami inflasi 0,14 persen. Inflasi dari harga yang diatur pemerintah atau administered price mengalami deflasi atau minus 0,11 persen sementara komponen harga bergejolak mengalami inflasi 1,27 persen.
Jika dilihat secara lebih detail, menurut kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi masih didominasi oleh makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,95 persen dengan andil 0,25 persen.
Penyumbang tertinggi kedua adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen dengan andil 0,02 persen. Kelompok kesehatan menyumbang inflasi sebesar 0,34 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,07 persen
“Kelompok bahan makanan apa saja? Bawang putih memberi andil 0,09 persen. Cabai merah memberi andil 0,06 persen. Daging ayam ras, jeruk masing-masing memberi andil 0,02 persen. Lalu beras minyak goreng, rokok putih, bawang bombai itu andil 0,01 persen,” ucap Yunita,
“Kalau perawatan pribadi lebih karena kenaikan harga perhiasan dan emas,” tambahnya.
Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi -0,37 persen dengan andil -0,04 persen. Lalu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi -0,01 persen.
“Transportasi karena penurunan harga bensin andil deflasi minus 0,37 persen. Andilnya -0,04,” ucap Yunita.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana