tirto.id - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean menilai pengakuan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, soal percakapannya via WhatsApp dengan Rizieq Shihab, adalah "penembakan peluru terakhir dalam peperangan" di Pilpres 2019.
Namun, meski percakapan yang diungkap Yusril itu menyinggung penilaian Rizieq soal keislaman Prabowo Subianto, Ferdinand meyakini dampak "serangan" ke kubu paslon 02 itu tidak signifikan.
"Jadi apa yang disampaikan oleh Yusril terkait dengan penyataan HRS [Rizieq] tentang keislaman Prabowo dan [Prabowo yang] dikelilingi oleh orang-orang islamophobia, saya pikir itu hanya manuver tembakan terakhir dengan peluru hampa," kata dia saat dihubungi tirto pada Kamis (4/42019).
Ferdinand optimistis pengakuan Yusril tersebut tidak akan mengubah pendirian masyarakat yang mendukung Prabowo-Sandiaga dan menginginkan pergantian presiden.
"Karena masyarakat ingin sejahtera, ingin hidup lebih baik, daripada sekedar mengikuti kehidupan di zaman Jokowi," ujar politikus Demokrat tersebut.
Ferdiand bahkan menyindir Yusril sebagai orang yang patut dikasihani sebab poitikus itu semula ialah penentang pemerintahan Joko Widodo, tapi sekarang justru mendukung capres petahana tersebut.
"Justru kami kasihan dengan Yusril yang [di] beberapa kesempatan pernah mengejek Jokowi, bahkan kalau tidak salah, pernah mengatakan segoblok-gobloknya presiden dia presiden kita, sekarang dia malah memuji-muji dan berkoalisi dengan orang yang pernah dicercanya," ujar Ferdinand.
"Ini bagi kami, memperlihatkan karakter manusia yang menyedihkan. Tapi itu hak politik Pak Yusril," tambah dia.
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra membikin geger jagat maya. Pasalnya, ia membongkar percakapan WhatsApp pribadinya dengan Rizieq Shihab pada September 2018 lalu.
Di antara isinya: Rizieq menyebut Prabowo "enggak terlalu Islami" dan di sekeliling Prabowo "banyak yang mengidap Islamophobic".
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom