Menuju konten utama

BPK Cium Utang Proyek Kereta Cepat Bakal Membebani KAI

BPK menemukan pembengkakan anggaran atau overrun dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

BPK Cium Utang Proyek Kereta Cepat Bakal Membebani KAI
Kereta cepat inspeksi dihadirkan di lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, (13/10/2022). Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung telah mencapai 88,8 persen dan direncanakan beroperasi pada Juli 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak/foc.

tirto.id - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan pembengkakan anggaran atau overrun dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Pembengkakan anggaran ini disinyalir akan membuat kinerja keuangan PT Kereta Api Indonesia, Persero (KAI) boncos luar biasa.

"Komponen cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di luar hasil kesepakatan Indonesia-China, belum ditetapkan skema penyelesaiannya dan pendanaan cost overrun proyek KCJB Hasil Kesepakatan Indonesia-China dari porsi pinjaman berpotensi membebani keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero)," bunyi poin h dalam Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2022 seperti dikutip Tirto, Selasa (20/6/2023).

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT KCIC, penyelesaian proyek KCJB yang semula membutuhkan biaya investasi awal sebesar 6,071 miliar dolar AS, mengalami peningkatan biaya (cost overrun). Sesuai ketentuan Perpres 93 Tahun 2021, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah selesai melakukan reviu atas besaran cost overrun proyek KCJB, dengan hasil reviu sebesar 1,45 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,75 triliun (kurs Rp 15.000).

"Pemenuhan kebutuhan cost overrun tersebut dilakukan secara proporsional dengan porsi PT PSBI sebesar 60 persen dan Beijing Yawan sebesar 40 persen (sesuai porsi kepemilikan pada PT KCIC), baik melalui tambahan setoran modal dan/atau pinjaman," tulis laporan tersebut.

Kemudian, terhadap nilai cost overrun hasil reviu BPKP tersebut, telah dilaksanakan rapat Komite KCJB terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Menteri Perhubungan. Rapat tersebut digelar pada tanggal 3 Oktober 2022. Kemudian, dalam rapat Komite KCJB telah memutuskan untuk memberikan dukungan penyertaan modal negara kepada PT KAI sebesar Rp3,2 triliun untuk kebutuhan cost overrun porsi ekuitas konsorsium BUMN pada PT KCIC.

Selanjutnya, hasil kesepakatan tanggal 14 Februari 2023 dengan pihak China diputuskan bahwa nilai cost overrun proyek KCJB sebesar 1,205 miliar dolar AS atau Rp18,07 triliun sehingga kebutuhan cost overrun porsi ekuitas konsorsium BUMN pada PT KCIC turun menjadi Rp2,82 triliun.

"Adapun atas sisa kebutuhan cost overrunporsi konsorsium BUMN, PT KAI akan mengajukan pinjaman kepada China Development Bank (CDB). Kesepakatan atas pengajuan pinjaman tersebut saat ini masih dalam proses negosiasi antara pihak Indonesia dan pihak China" tulisnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim tidak ada masalah terkait proses pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Dia yakin pemerintah mengerjakan proyek dengan detail dan teamwork yang baik. Hal itu disampaikan Luhut saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Jumat (9/6/2023).

"Jadi KCIC ini saya pikir kita enggak usah dengar sana sini, tadi mengenai negosiasi, mengenai bunga, mengenai yang lain, semua undercontrol (terkendali). Kita kerjain semua dengan detail, dengan teamwork yang baik. Jadi jangan dari kita sendiri membuat hoaks mengenai ini. Tidak ada yang masalah sampai hari ini, semua terkendali mengenai itu,” kata Luhut dikutip dari Antara, Jumat (9/6/2023).

Baca juga artikel terkait PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA BANDUNG atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin