Menuju konten utama
Puasa Arafah & Tarwiyah 2022

Bolehkah Puasa Ganti Ramadhan Sekaligus Puasa Arafah & Tarwiyah?

Ganti puasa Ramadhan (qadha puasa wajib) dapat dilakukan di hari puasa Arafah atau Tarwiyah dengan niat ganda. Lantas, bagaimana caranya?

Bolehkah Puasa Ganti Ramadhan Sekaligus Puasa Arafah & Tarwiyah?
Ilustrasi Puasa. foto/istockphoto

tirto.id - Di awal Zulhijah ini, terdapat beberapa amalan puasa sunah yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam. Di antara puasa sunah tersebut adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah yang pahalanya dapat menghapus dosa setahun-dua tahun di masa silam. Kadang kala, terbersit pertanyaan, apakah boleh berpuasa ganti Ramadhan digabungkan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah?

Pada 10 hari pertama Zulhijah, seorang muslim dianjurkan memperbanyak amal saleh. Sebab, pada periode waktu tersebut, terdapat keutamaan tersendiri dibanding hari-hari biasa.

Bahkan, nilai keutamaannya lebih tinggi dari jihad di jalan Allah kecuali jihad tersebut telah membuat pelakunya tidak kembali lagi (syahid).

Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai Allah SAW melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini [10 hari pertama Zulhijah]. Para sahabat bertanya: 'Tidak pula jihad di jalan Allah?'

Rasulullah SAW menjawab: 'Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya, namun tidak kembali satu pun [mati syahid]," (H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Salah seorang ulama besar dari mazhab Hanbali, Ibnu Qudamah dalam kitab Al Mughni (Juz 4: Hlm. 443) mengatakan: “10 hari awal Zulhijah seluruhnya adalah hari yang mulia dan dimuliakan. Di dalamnya, dilipatgandakan (pahala) amalan dan disunahkan bersungguh-sungguh ibadah pada waktu tersebut,” (Hlm. 443).

Salah satu amalan yang dapat dikerjakan di 10 hari pertama Zulhijah adalah puasa sunah.

Amalan puasa ini bisa dilakukan mulai dari 1 - 9 Zulhijah atau mengambil waktu tertentu seperti puasa Tarwiyah dan puasa Arafah pada 8-9 Dzulhijjah.

Amalan puasa 9 hari berturut-turut pernah dipraktikkan Ibnu Umar dengan merujuk pada hadis dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri Nabi Muhammad SAW mengatakan:

“Rasulullah SAW biasa berpuasa pada 9 hari awal Zulhijah, pada hari Asyura [10 Muharam], berpuasa 3 hari setiap bulannya [Ayyamul Bidh] … ” (H.R. Abu Daud).

Sementara itu, ada sebagian orang yang memanfaatkan 10 hari pertama Zulhijah untuk qada puasa Ramadhan, sekaligus berniat puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Apakah hal ini sah dan pahala dari niat 2 jenis puasa akan didapatkan?

Ulama besar mazhab Syafi'i, Syekh Zakariya Al-Anshari dalam kitab Asna Al-Mathalib Syarah Rawdu At-Thalib (Juz 5: Hlm. 388) menuliskan bahwa mengqada utang puasa Ramadan di hari Arafah, qada-nya tetap sah.

“[Perihal puasa Asyura], Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura untuk qada atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunah hari Asyura.

Pandangan ini disepakati Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad [puasa hari Asyura dihitung Allah].

Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa 2 tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sementara Asyura adalah harinya umat Nabi Musa AS,” (Hlm. 388).

Orang yang mempraktikkannya mendapatkan pahala berpuasa sunah Arafah dan memperoleh keutamaan 10 hari pertama Zulhijah. Di samping itu, berpuasa Arafah memiliki keutamaan besar dalam Islam.

“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharam) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu,” (H.R. Muslim).

Kendati demikian, niat yang perlu diluruskan adalah berniat untuk qada puasa Ramadan yang dilakukan tepat pada waktu puasa sunah seperti puasa Tarwiyah (8 Zulhijah) dan puasa Arafah (9 Zulhijah).

Dengan begitu, pelakunya akan mendapat dua pahala sekaligus yaitu pahala qada puasa ditambah pahala puasa sunnah.

Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah dalam Islam

Karena ada perbedaan penetapan awal Zulhijah antara organisasi Muhammadiyah dan pemerintah, masyarakat dapat memilih versi masing-masing untuk pelaksanaan puasa Arafah atau Tarwiyahnya.

Menurut Muhammadiyah, 1 Zulhijah jatuh pada 30 Juni 2022 berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor: 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.

Dengan demikian, puasa Tarwiyah dapat dilakukan pada 7 Juli 2022, sedangkan puasa Arafah pada 8 Juli 2022.

Akan tetapi, jika merujuk versi Pemerintah, 1 Zulhijah jatuh pada 1 Juli 2022 berdasarkan sidang isbat yang digelar pada 29 Juni silam. Maka dari itu, puasa Tarwiyah dapat ditunaikan pada 8 Juli dan puasa Arafah pada 9 Juli 2022.

Niat berpuasa dapat dilafalkan secara lisan atau hanya cukup menetapkan niat dalam hati.

Jika ingin melafalkannya, dapat menggunakan bacaan berikut untuk puasa Tarwiyah dan puasa Arafah berikut:

1. Bacaan niat puasa Tarwiyah

نويت صوم التروية سنة لله تعالى

Bacaan latinnya: "Nawaitu shaumal tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala"

Artinya: Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta'ala

2. Bacaan niat puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati yauma Arafah lillahi ta‘ala"

Artinya: Saya berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah Ta'ala

Baca juga artikel terkait PUASA ARAFAH atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Abdul Hadi