tirto.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) akan merilis kasus sindikat narkoba Malaysia yang beroperasi di Kalimantan Barat dan Aceh dengan barang bukti sabu sebanyak 17 kilogram dan 40 kilogram.
Rilis akan disampaikan langsung oleh Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu sekitar pukul 09.30 WIB.
Pengendali jaringan tersebut adalah seorang bandar berinisial Td yang berada di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Bengkayang, Kalimantan Barat.
Ada dua orang Warga Negara (WN) Malaysia yang berusaha melarikan diri dan melawan petugas akhirnya ditembak mati. Kedua WN Malaysia tersebut sebelumnya berusaha menyuap petugas BNN sebanyak Rp10 miliar.
Menurut Direktur Tindak Pidana Narkoba Polri, Brigjen Polisi Eko Daniyanto, modus penyelundupan jaringan narkoba internasional juga berkembang. “Menyelundupkan melalui jalur perairan laut dan sabu dikamuflasekan di dalam bungkus teh,” ujar Brigjen Polisi Eko Daniyanto, seperti diberitakan Antara.
Sampai saat ini, jaringan internasional masih menjadikan Indonesia sebagai target pasar. “Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar untuk narkoba,” ungkap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Jenderal Polisi Budi Waseso.
Untuk itu, pria yang akrab disapa Buwas ini meminta seluruh elemen masyarakat bekerja sama dengan BNN dan polisi dalam memberantas narkoba.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo mengatakan Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan salah satu wilayah yang paling rentan terhadap peredaran narkoba, melihat kondisi geografisnya yang berdekatan dengan negara tetangga (Malaysia), dimana kasus peredaran narkoba antar negara kerap terjadi.
"Ini tentu harus menjadi perhatian serius dari semua pihak, tidak hanya dari kepolisian, bea cukai dan TNI saja, tetapi semuanya harus bergerak. Makanya pemerintah pusat memaksimalkan pembangunan di daerah perbatasan, untuk mencegah masuknya barang ilegal ke Kalbar," kata Mendagri.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri