tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sudah tercatat tiga kali terjadi badai tropis sejak terbentuknya pusat peringatan dini siklon tropis (Tropic Siclon Warning Center/TSWC) Jakarta pada 2008.
"Sejak pusat peringatan dini siklon terbentuk pada 2008 baru tiga kali siklon tropis yang betul-betul terjadi," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono Rahadi Prabowo di Jakarta, Selasa (28/11/2017) dilansir Antara.
Mulyono menjelaskan, badai tropis Anggrek terjadi pada 2010, sedang siklon tropis Bakung terjadi pada 2014 dan saat ini tercatat terjadi badai tropis Cempaka. Ketiga siklon tropis yang terjadi tercatat menggunakan nama bunga asli Indonesia sesuai kesepakatan dan usulan dari TCWC Jakarta.
Penamaan badai tropis dengan nama bunga ini terjadi karena TCWC Jakarta diberi kewenangan untuk memberikan nama pada badai tropis yang terjadi.
"Sebelum terjadi, kita mengusulkan daftar sesuai abjad. Sebetulnya pada 2008 terjadi siklon tropis Durga namun itu sebelum kita mengusulkan daftar nama," tambah dia.
BMKG memantau lahirnya badai tropis Cempaka pada Senin (27/11/2017) pada pukul 19.00 WIB. Badai tropis Cempaka terbentuk dari bibit badai tropis 95S. Selain itu juga terpantau bibit siklon tropis 96S di Barat Laut Bengkulu yang saat ini terus dipantau oleh TNWC Jakarta.
Wilayah yang berpotensi terkena dampak badai tropis Cempaka adalah wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Diperkirakan badai tropis Cempaka masih akan bertahan dalam 2 hingga 3 hari ke depan. Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan. Misalnya, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang pohon tumbang dan jalan licin.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani