Menuju konten utama

Bisakah New Normal Diterapkan di Seluruh Wilayah Indonesia?

Protokol kesehatan harus diterapkan dengan disiplin bila satu daerah akan mulai menerapkan kebijakan new normal.

Bisakah New Normal Diterapkan di Seluruh Wilayah Indonesia?
Ilustrasi New Normal. foto/istockphoto

tirto.id - Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.

Namun, apakah skenario ini bisa diterapkan diseluruh wilayah Indonesia di tengah pandemi virus Corona saat ini?

Ketua Satgas COVID-19 IDI Cabang Klaten yang juga Dokter Spesialis Paru-paru, Megantara mengatakan, tentu tidak semua daerah bisa menerapkan skenario new normal untuk saat ini.

"Masing-masing daerah berbeda tergantung beban penyakit dan penularannya, kalau kayak di Jogja menurut saya sudah layak, kalau di Surabaya tentu belum untuk saat ini," ujar Megantara.

Megantara mengatakan, dengan kondisi saat ini, belum ditemukannya vaksin untuk virus Corona, mau tak mau kita harus bersahabat dengan virus tersebut.

"Virus ini belum tentu tidak bisa hilang, sampai kapan PSBB juga tidak bisa dijawab sementara banyak aktivitas berhenti, ekonomi, pendidikan berhenti. Makanya kita mulai beraktivitas, ekonomi mulai digerakkan, kita hidup berdampingan bersama virus, kalau ketularan semoga tidak sakit, kalau sakit enggak serius, kalau serius enggak meninggal sambil nunggu vaksin," kata Megantara.

Namun, ia menegaskan ada protokol kesehatan yang harus diterapkan dengan disiplin bila satu daerah akan mulai menerapkan kebijakan new normal.

"Ada protokol kesehatan yang harus dilakukan dengan disiplin kalau mau menerapkan new normal, yaitu cuci tangan, pakai masker dan social distancing," kata Megantara.

Sementara itu, Megantara menilai saat ini kasus COVID-19 yang ada di Indonesia justru mengalami penurunan.

"Jumlah pasien perhari dikisaran 600-700an perhari itu relatif turun, kalau pasien banyak tapi juga pemeriksaan tinggi itu makin turun artinya, Indonesia masih terkendali," pungkas Megantara.

New Normal Berpotensi Timbulkan Konflik di Masyarakat

Arie Setyaningrum Pamungkas, atau yang akrab disapa Tia Pamungkas, sosiolog UGM mengatakan new normal tanpa persiapan yang matang justru akan berpotensi menimbulkan konflik baru di masyarakat.

“Saya sejujurnya agak kuatir kalau new normal diberlakukan tanpa persiapan. Konflik itu sudah nyata sebenarnya ketika infrastruktur kesehatan tumbang, di Surabaya misalnya,” ujar Tia.

Tia juga mengatakan, jika akan memberlakukan new normal sebaiknya sektoral saja dan tidak menyeluruh.

“Saya kira kalau new normal diberlakukan itu sebaiknya sektoral saja yang paling mendasar bagi pondasi ekonomi negara. Misalnya untuk industri,” kata Tia.

Baca juga artikel terkait NEW NORMAL atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH