tirto.id - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, jika Ibu Kota Indonesia pindah ke luar Pulau Jawa, maka Bogor yang selama ini menjadi salah satu kota penyangga DKI Jakarta akan diuntungkan.
"Menurut saya Bogor akan diuntungkan, karena kan sekarang banyak warga Jakarta yang terlibat di pemerintahan ini, memilih Bogor sebagai tempat tinggalnya," kata Bima di Bogor, Jumat (3/5/2019).
Letak geografis Kota Bogor yang tak jauh dari DKI Jakarta, ujarnya, membuat Kota Hujan ini mengalami lonjakan penduduk, sementara aktivitas pusat pemerintahan sering berimbas ke Kota Bogor karena letaknya yang berdekatan.
Bima yang juga Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut ikut hadir ke istana saat pembahasan rencana pemindahan Ibu Kota.
Menurutnya, belum disebutkan nama daerah yang menjadi opsi kuat sebagai Ibu Kota pada forum itu.
"Saya lihat belum mengerucut, dari kriteria yang disampaikan, Pak Wakil Presiden menjelaskan tidak ada yang ideal," ucapnya.
Dua pulau yang sempat menjadi pembahasan, adalah Sulawesi dan Kalimantan. Tetapi, hal itu dianggap tidak memenuhi kriteria untuk dijadikan pusat pemerintahan.
Alasannya, Pulau Sulawesi terkendala "ring of fire" atau cincin api sehingga berpotensi tinggi bencana, sedangkan Pulau Kalimantan dianggap sumber daya airnya tidak mumpuni.
"Kalau cari tengah-tengah, itu antara Kalimantan dan Sulawesi. Tapi, tidak ada yang ideal ketika disusun. Bahkan Pak JK sebetulnya menyampaikan yang realistis adalah yang tidak jauh dari Jakarta," kata Bima.
Di samping itu, lanjut dia, rencana pemindahan Ibu Kota akan membawa dampak positif dalam hal pemerataan pertumbuhan penduduk.
Oleh karenanya, Bima menilai pertumbuhan penduduk di Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau lainnya jauh berbeda.
"Presiden menyampaikan bahwa kalau digeser ke tengah akan menyeimbangkan pertumbuhan penduduk. Menteri Keuangan optimis bisa, karena dananya bukan bersumber dari APBN saja, swasta juga," tukasnya.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri