Menuju konten utama

Biaya Pesawat N219 Hingga Siap Produksi Butuh Rp1 Triliun

Proses produksi purwarupa pesawat N219 hingga siap diproduksi untuk kegiatan komersial membutuhkan dana senilai Rp1 triliun.

Biaya Pesawat N219 Hingga Siap Produksi Butuh Rp1 Triliun
Pesawat N219 yang diterbangkan Captain Esther Gayatri Saleh mendarat seusai melakukan Uji Terbang Perdana di Landasan Pacu Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/8/2017). ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra.

tirto.id - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso mengatakan biaya produksi dan pengembangan purwarupa pertama pesawat terbang N219 sudah menelan dana Rp827 miliar atau 62 juta dolar AS.

Dana sebesar itu hanya untuk pembiayaan proses perencanaan, produksi purwarupa hingga uji terbang perdana pesawat N219. Anggarannya bersumber dari dua institusi penggagas produksi pesawat N219, yakni PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Namun, agar pesawat N219 siap masuk ke lini produksi komersial, masih perlu biaya tambahan untuk sejumlah tes berikutnya dan penyempurnaan N219. Jika tahapan akhir sebelum produksi komersial itu selesai, menurut perkiraan Budi, total pembiayaan bertambah menjadi Rp1 triliun.

Budi menjelaskan agar N219 bisa masuk ke lini produksi komersial perlu sejumlah sertifikasi dari institusi penerbangan dunia. Misalnya sertifikasi dari Badan Penerbangan Amerika Serikat (FAA).

Meskipun demikian, Budi menilai anggaran pembuatan pesawat N219 jauh lebih murah dibandingkan generasi pendahulunya. Budi mencontohkan persiapan dan pengembangan N250 mencapai 25 kali lipat dari N219, yakni senilai 1,8 miliar dolar AS.

"Jadi anggaran sekitar 62 juta dollar ini kecil kalau dibandingkan program N250," kata Budi dalam jumpa pers terbang perdana N219 di Bandung, pada Rabu (16/8/2017) seperti dikutip Antara.

Budi menjelaskan PT Dirgantara Indonesia sengaja mendesain N219 sebagai pesawat berbiaya produksi murah karena disesuaikan dengan keterbatasan anggaran pemerintah.

"Agar tidak membebani pemerintah yang juga ingin mengembangkan pesawat karya anak bangsa sendiri," kata dia.

Sementara Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin berharap keberhasilan keberhasilan uji terbang perdana purwarupa pertama pesawat N219 di Landasan Pacu Bandara Husein Sastranegara Bandung, menjadi momentum kebangkitan riset dan teknologi Indonesia.

"Ini hari kebangkitan teknologi kedua setelah pesawat N250," kata Thomas. Pembuatan purwarupa pertama pesawat N219 ini seluruhnya berkat kerja para teknisi asal Indonesia.

Menurut Thomas, LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia mulai berkoordinasi untuk perencanaan pembuatan pesawat N219 sejak 2014 lalu. ”Waktu itu mulai dibuatkan dan ditetapkan N219 dengan membuat empat pesawat dengan rincian untuk uji terbang dan uji coba di darat," kata dia.

LAPAN sudah berencana akan mengembangkan N219 hingga memiliki versi amfibi agar pesawat ini bisa mendarat di pulau kecil. "N219 ini akan kita kembangkan versi amfibinya supaya bisa mendarat di pulau kecil yang tak ada landasannya, jadi bisa mendarat di pantai," kata Thomas.

Baca juga artikel terkait PESAWAT

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom