tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada dikisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Optimisme ini didukung oleh solidnya pertumbuhan ekonomi hingga kuartal II-2022.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, perbaikan ekonomi nasional terus berlanjut dengan semakin membaiknya sisi permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor.
"Konsumsi swasta tumbuh tinggi didukung dengan kenaikan pendapatan, tersedianya pembiayaan kredit, dan semakin kuatnya keyakinan konsumen, seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas," ujarnya dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG September 2022 di Jakarta, Selasa (22/9/2022).
Meski harga BBM naik, pemerintah memiliki peran untuk tetap menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan penambahan bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, utamanya pada kelompok bawah, dari dampak kenaikan inflasi sebagai konsekuensi pengalihan subsidi BBM. Kenaikan permintaan domestik juga terjadi pada investasi, khususnya investasi nonbangunan.
"Berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik tersebut tercermin pada perkembangan beberapa indikator dini pada Agustus 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang terus membaik," tuturnya
Sementara itu, dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap baik, khususnya CPO, batu bara, serta besi dan baja seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat dan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor CPO dan pelonggaran akses masuk wisatawan mancanegara.
Secara spasial, kinerja positif ekspor ditopang oleh seluruh wilayah, terutama Kalimantan dan Sumatera, yang tetap tumbuh kuat. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada kinerja lapangan usaha utama, seperti Industri Pengolahan, Pertambangan, dan Pertanian.
Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5,4 persen. Perkiraan sebelumnya pada Juli 2022 sebesar 5,2 persen.
“Pada Juli kami merevisi hingga 5,2 persen (dari prediksi pada April sebesar 5 persen). Kabar terbaru memacu kita menaikkan lagi proyeksi menjadi 5,4 persen untuk setahun penuh 2022,” ujar Ekonom Senior ADB untuk Indonesia Henry Ma ditulis Antara, Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Keputusan ADB untuk menaikkan proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dilakukan seiring momentum yang kuat di sisa 2022.
Terlebih lagi, kondisi perekonomian Indonesia sudah cukup solid di sepanjang semester I-2022 dengan pertumbuhan sebesar 5,23 persen.
Beberapa aspek yang dipercaya masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini adalah konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, hingga kunjungan wisatawan.
“Permintaan domestik akan tetap kuat sepanjang sisa tahun ini meskipun inflasi lebih tinggi. Demikian juga permintaan eksternal,” Henry.
Untuk investasi, Henry mengatakan memang tidak sekuat yang diperhitungkan ADB akibat masih adanya ketidakpastian global, namun realisasinya juga tidak buruk sehingga masih mampu mendorong ekonomi.
Sementara untuk kedatangan wisatawan internasional ke Indonesia telah naik mencapai 173 persen pada Juni meskipun hal ini masih hanya 25 persen dari tingkat pra-pandemi.
Di sisi lain, belanja pemerintah kali ini tidak akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi mengingat Indonesia mulai berada dalam upaya konsolidasi fiskal yang berlanjut hingga tahun depan.
“Dengan semua asumsi yang agak konservatif itu, kami masih mengharapkan pertumbuhan sekitar 5,4 persen tahun ini,” tegas Henry.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang