tirto.id - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Edy Mahmud, mengakui kontribusi sektor industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II-2024 lebih lemah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Secara rinci, dari pertumbuhan 5,05 persen, sektor industri manufaktur hanya menyumbang sebesar 0,79 persen.
Sedangkan pada triwulan I, industri manufaktur menyumbang 0,86 persen dari total pertumbuhan nasional yang sebesar 5,11 persen (year on year).
“Kalau kita lihat dari sisi penawaran, di triwulan lalu triwulan I, industri itu mampu menyumbang (pertumbuhan ekonomi) 5,11 persen itu kalau kita pecah, industri itu menyumbang 0,86 persen. Pada triwulan ini, dari 5,05 (persen) itu manufaktur hanya 0,79 (persen),” kata Edy, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (5/7/2024).
Selain industri manufaktur, sumber pertumbuhan sektor konstruksi juga tercatat mengalami pelambatan, yang dari pada triwulan I 2024 menyumbang 0,73 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional, hanya menjadi 0,67 persen. Seiring, sumber pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi (infokom) juga turut melambat, dari yang pada triwulan I 2024 tumbuh sebesar 0,56 persen menjadi 0,50 persen pada triwulan II 2024.
“Kalau triwulan II tahun lalu itu tumbuh 5,17 persen (pertumbuhan ekonomi nasional). Itu 0,98 (persen) disumbang oleh industri. Nah sekarang industri hanya 0,79. Tapi untuk konstruksi, tahun lalu itu 0,8 (persen) tahun lalu triwulan II, sekarang itu 0,67 persen,” ujarnya.
Edy mengakui, pelambatan sumber pertumbuhan industri manufaktur hingga sektor konstruksi membuat pertumbuhan ekonomi nasional turut melemah. BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 tumbuh sebesar 5,05 persen, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,11 persen.
“Memang untuk pertumbuhan di kuartal II tahun ini memang melambat sedikit dibandingkan atau lebih rendah sedikit. Kondisi triwulan I (tumbuh) 5,11 persen, triwulan II 5,05 persen. Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu juga tumbuh cukup tinggi 5,17 persen,” tambah Edy.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang