Menuju konten utama

BI Minta Sektor Perbankan Waspadai Ransomware WannaCry

Bank Indonesia meminta perusahaan-perusahaan perbankan nasional memperketat keamanan jaringan sistem pembayarannya untuk menangkal serangan Ransomware WannaCry.  

BI Minta Sektor Perbankan Waspadai Ransomware WannaCry
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) menyerukan sektor perbankan nasional saat ini harus waspada terhadap bahaya serangan Ransomware WannaCry. BI mendesak semua perusahaan perbankan memperkuat jaringan keamanan di sistem pembayaran guna menangkal risiko peretasan dan penyebaran malware itu.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan serangan virus akan terus bertransformasi dan berpotensi menjadi lebih canggih dari sebelumnya.

Karena itu, menurut Tirta, meluasnya ancaman Ransomware WannaCry saat ini harus menjadi pelajaran berharga agar semua bank membangun sistem keamanan jaringan yang kuat.

"Kemarin (Minggu) kami sudah minta ke bank-bank peserta kliring untuk update (memutakhiran) dengan sistem terbaru," ujar Tirta di Jakarta, pada Senin (15/5/2017) seperti dikutip Antara.

Hingga Senin pagi, menurut Tirta, bank-bank peserta kliring di Real Time Gross Settlement (RTGS) dan juga Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI) tidak ada yang menjadi korban serangan malware itu. Bank peserta RTGS dan SKNBI masih bisa melakukan transfer dana secara normal.

Bank Sentral sendiri sejak Minggu hingga Senin siang mematikan layanan internet nirkabel di kantor pusatnya untuk pemutakhiran sistem keamanan jaringan dan membuat data-data cadangan.

"Itu untuk antisipasi. Semalam kami memang tangkal dulu untuk arus keluar dan masuk. Kami memastikan seluruh komputer di BI untuk dimutakhirkan dulu sistemnya," ujar Tirta.

Selain kantor pusat Bank Sentral, Kantor Perwakilan BI di seluruh provinsi, juga telah diperintahkan untuk memutakhirkan perangkat lunak (software) keamanan sistem pembayaran dan penyelesaian transaksi (settlement).

Otoritas Jasa Keuangan pun sejak Senin pagi mengantisipasi penyebaran virus "Ransomware Wannacry" dengan mengnonaktifkan 31 layanan yang berbasis jaringan internet. OJK mengumumkan 31 layanan berbasis daring tersebut sudah beroperasi kembali pada Senin malam.

Sebagaimana diberitakan Tirto sebelumnya, salah satu perusahaan bank plat merah, Bank Mandiri mengklaim tak terpengaruh serangan malware ini meski sejumlah KCP Bank Mandiri sempat offline pada Senin pagi.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan Bank Mandiri sudah bersiap untuk mengamankan sistemnya dari ancaman Ransomware WannaCry.

“Ada beberapa langkah yang kami lakukan. Team command center dan security terus kami monitor. Kami juga menggunakan beberapa consultant security untuk ikut membantu. Gerakan malware dan attacker dipantau terus melalui tools monitor kami,” kata Rohan.

Dia menambahkan, “Selain itu, kami juga mengirimkan pesan kepada para pegawai terkait langkah antisipasi ini. Itu ditujukan agar mereka berhati-hati. Kami pun telah membuat posko untuk mengkoordinasi semua tindakan yang sifatnya antisipatif, untuk berjaga-jaga jika ada insiden.”

Adapun "Ransomware Wannacry" merupakan virus yang disusupkan dalam perangkat perusak yang bekerja dengan mengunci sistem dan mengenkripsi data sehingga data tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna hingga pengguna membayar uang tebusan dengan mata uang Bitcoin yang nilainya sekitar 300 dolar AS.

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengimbau pengguna internet individu maupun lembaga, untuk memutakhirkan sistem keamanan dan operasi pada komputer masing-masing.

Menkominfo Rudiantara sudah menegaskan kementeriannya berfokus mengamankan sistem lembaga-lembaga besar di empat sektor dari serangan malware WannaCry. Keempat sektor itu adalah Eenergi, Perbankan, Keuangan dan Transportasi.

Baca juga artikel terkait RANSOMWARE WANNACRY atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom