tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2020 mengalami pemburukan jelang akhir tahun. Dalam survei penjualan eceran BI, IPR memburuk dari kontraksi 8,7 persen year on year (yoy) di September 2020 menjadi kontraksi 14,9 persen di Oktober 2020.
Menurut perhitungan BI, kontraksi ini diperkirakan masih dapat memburuk mendekati penghujung tahun 2020. IPR diprediksi menurun lagi menjadi kontraksi 15,7 persen per November 2020.
Penurunan ini dialami oleh mayoritas kelompok penjualan yang dipantau. BI mencatat IPR kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kontraksi 5,6 persen yoy di Oktober 2020 padahal September 2020 hanya terkontraksi 3,1 persen yoy.
IPR peralatan informasi dan komunikasi menurun dari kontraksi 22,2 persen yoy per September 2020 menjadi kontraksi 30,9 persen yoy per Oktober 2020.
Selain turun secara yoy, IPR juga tercatat turun secara month to month (mtom). BI mencatat IPR Oktober 2020 terkontraksi 5,3 persen memburuk dari September 2020 terkontraksi 1,4 persen mtom.
Meski demikian, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan IPR secara mtom akan membaik pada November 2020. Perhitungan BI meyakini kontraksi pertumbuhan IPR bisa mengecil menjadi 0,4 persen mtom per November 2020.
“Perbaikan kinerja tersebut didorong oleh penjualan sejumlah kelompok barang, seperti Suku Cadang dan Aksesoris serta subkelompok Sandang yang tumbuh positif sejalan kebutuhan yang meningkat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru,” ucap Erwin dalam keterangan tertulis, Kamis (10/12/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri