Menuju konten utama

Bermasturbasi Sambil Berdonasi

Situs Pornhub banyak memberikan donasi sekaligus beasiswa.

Bermasturbasi Sambil Berdonasi
Billboard iklan Pornhub. FOTO/pornhub.com

tirto.id - Sebagian lembaga amal atau nonprofit dapat terus bertahan berkat donasi berbagai pihak. Di dunia pendidikan, bantuan dana para dermawan pun kerap menyokong penelitian-penelitian di kampus atau membuka kesempatan studi bagi mereka yang tidak mampu.

Lazimnya, ketika ada perusahaan atau individu yang secara sukarela menawarkan bantuan dana kepada lembaga nonprofit atau kampus, ia akan diterima dengan tangan terbuka. Namun, ada beberapa nama yang masuk daftar hitam untuk jadi donatur. Sehingga berapa pun angka yang disodorkan, lembaga-lembaga ini akan menolak. Salah satu pihak yang kerap mendapat gelengan kepala ketika mencoba berderma adalah situs pornografi besar, Pornhub.

Tahun 2012, donasi dari Pornhub ditolak oleh beberapa yayasan. Dana yang digelontorkan situs tersebut untuk Planned Parenthood—lembaga yang berfokus pada kesehatan reproduksi—dikritik oleh sebagian masyarakat. Tanggapan negatif terus mengalir ke Pornhub saat mereka mensponsori bus yang memberi layanan pemeriksaan payudara untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara.

Masih tentang kampanye bertema sama, Susan G. Komen Foundation juga pernah menolak dengan tegas bantuan dana penelitian kanker payudara sebesar 75 ribu dolar yang ditawarkan Pornhub. Uang tersebut didapat dengan cara mengumpulkan satu sen setiap 30 view video yang ditayangkan di situs tersebut. Karena ditolak, Pornhub lantas mengalihkan dana amal yang terkumpul ke yayasan kanker payudara yang lebih kecil, demikian tertulis di Nonprofit Quarterly.

Tidak kapok setelah sempat mendapat reaksi keras masyarakat, Pornhub kembali memberikan donasi. Tahun 2014, kepedulian mereka beralih ke lingkungan. Setiap 100 kali video di Pornhub dalam kategori tertentu ditonton, situs tersebut akan menanam satu pohon dalam rangka memperingati Arbor Day—hari menanam pohon yang pertama kali dirayakan di AS tahun 1872 dan diikuti oleh beberapa negara lain di seluruh dunia. Arbor Day jatuh pada 25 April kala itu, dan empat hari setelahnya, Pornhub mengklaim telah menanam 12.079 pohon. Hitung sendiri saja berapa kali video mereka diputar hari itu.

Kampanye kesehatan yang dilakukan Pornhub tidak hanya terarah pada penyakit yang kerap menjangkiti perempuan. Situs ini juga sempat membikin kampanye meningkatkan kesadaran kanker testis lewat iklan layanan masyarakat “Save The Balls” pada tahun 2015.

infografik masturbasi sambil donasi

Selain kesehatan dan lingkungan, kepedulian terhadap pendidikan juga ditunjukkan Pornhub. Pada tahun yang sama dengan dirilisnya “Save The Balls”, Pornhub menawarkan beasiswa kuliah bagi mahasiswa usia 18-25 tahun. CNBC mewartakan, persyaratan untuk mendaftar beasiswa ini adalah ber-IPK 3,2; membuat esai dengan menjawab pertanyaan “Bagaimana usahamu membuat orang lain bahagia?”; dan video berdurasi lima menit yang menceritakan hal baik apa yang sedang pendaftar lakukan.

Tahun 2016, lagi-lagi Pornhub menawarkan beasiswa bagi perempuan-perempuan yang ingin melanjutkan studi di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Yang teranyar, tahun ini, situs tersebut menawarkan hibah sebesar 25.000 dolar untuk proyek penelitian di bidang seksualitas manusia.

Dilansir Newsweek, hibah bernama Pornhub Grant for Sexual Wellness ini akan diberikan kepada pengajar dari universitas terakreditasi. Bukan sembarang pengajar yang berkesempatan menerima hibah ini, melainkan pengajar pembimbing mahasiswa-mahasiswa yang memfokuskan studinya pada seksualitas.

Dalam keterangan tertulis yang dibuat Pornhub, tujuan pemberian hibah ini adalah untuk melanjutkan misi memperbaiki pemahaman tentang hal apa pun yang berkaitan dengan kehidupan seksual, mulai dari aspek biologis sampai sosial.

Tahun lalu, situs ini meluncurkan Sexual Wellness Center yang memfasilitasi warganet untuk mendapatkan macam-macam informasi, tak hanya seputar seks, tetapi juga soal cinta dan intimasi. Hal-hal inilah yang menurut mereka tidak disuguhkan dalam video-video porno. Pornhub tidak main-main saat membentuk Sexual Wellness Center, mereka bekerja sama dengan psikolog klinis untuk mengisi rubrik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan warganet di sana.

Meskipun telah menunjukkan iktikad membantu, belum tentu pihak yang disasar serta merta menerima hibah dari Pornhub. Citra yang dimiliki situs tersebut potensial membuat institusi pendidikan atau si peneliti berpikir berulang kali sebelum mendaftarkan diri sebagai calon penerima hibah. Pasalnya, dalam persyaratan yang dibuat Pornhub pun tertera kewajiban penerima Grant for Sexual Wellness untuk memublikasikan artikel utuhnya di situs mereka. Artinya, nama peneliti dan kampus tempat dia terafiliasi akan diketahui oleh khalayak.

Ketika Pornhub menawarkan beasiswa pada tahun 2015, Direktur Eksekutif The National Center on Sexual Exploitation (NCOSE), Dawn Hawkins berkomentar bahwa inisiatif Pornhub tak jauh-jauh dari kepentingan mengeksploitasi anak muda dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

“Pornhub jelas-jelas memakai beasiswa ini untuk menggenjot industri mereka, di mana pencarian nomor wahidnya adalah ‘remaja’,” ujar Hawkins kepada CNBC.

Bantuan dana amal yang diberikan situs porno juga bisa mendatangkan kerugian tersendiri bagi yayasan-yayasan yang menerimanya. Ketika nama mereka diumumkan sebagai penerima donasi dari situs porno, donatur lain atau calon donatur bisa saja membatalkan atau mengurungkan niat membantu yayasan-yayasan tersebut.

Permasalahan lainnya bisa datang ketika situs porno lebih dulu menggembar-gemborkan nama lembaga yang mereka sasar untuk menjadi penerima donasi tanpa mendapat persetujuan. Susan G. Komen misalnya, pernah berkeberatan ketika Pornhub mengumumkan nama yayasannya akan menerima dana penelitian kanker payudara. Ia dengan tegas mengatakan kepada media bahwa tawaran tersebut tidak diterima untuk menyerang balik Pornhub.

Baca juga artikel terkait SITUS PORNO atau tulisan lainnya dari Patresia Kirnandita

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Patresia Kirnandita
Penulis: Patresia Kirnandita
Editor: Nuran Wibisono