tirto.id - Komando militer Ukraina mengatakan, pasukannya telah memperluas kendali atas wilayah Kherson sejauh 12 mil. Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebutkan tentaranya sudah merebut kembali desa-desa Novovoskresenske, Novohryhorivka dan Petropavlivka.
Sebagai catatan, Kherson termasuk salah satu dari empat wilayah Ukraina yang telah dicaplok Rusia dalam referendum.
The Guardian memberitakan, pasukan Rusia juga sudah meninggalkan kota-kota hancur yang pernah diduduki, terutama di Kota Lyman yang sudah direbut kembali oleh pasukan Ukraina.
Presiden Ukraina Zelenskiy mengatakan kepada para kepala negara Eropa yang berkumpul di Praha bahwa Ukraina harus menang agar Rusia tidak “maju di Warsawa atau di Praha”.
Uni Eropa juga sudah memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, dengan memperluas larangan impor dan ekspor serta memasukkan daftar hitam atas pencaplokan empat wilayah Ukraina.
Situasi Perang Rusia dan Ukraina
Layanan darurat Ukraina mengatakan, tiga mayat berhasil dievakuasi dari puing-puing setelah serangan roket Rusia menghancurkan sebuah blok apartemen lima lantai di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan.
Selain itu, Kremlin membantah laporan bahwa 700 ribu orang Rusia telah meninggalkan negara itu sejak Moskow mengumumkan upaya mobilisasi yang dikatakan akan memanggil ratusan ribu orang untuk bertempur di Ukraina.
Di sisi lain, Rusia siap menghentikan operasi militer khusus di Ukraina asalkan mengikuti syarat yang ditetapkan Moskow. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Federasi Rusia Valentina Matviyenko mengatakan kepada wartawan sebagaimana dikutip TASS.
Sebelumnya, dia sempat menyarankan kepada anggota parlemen Ukraina untuk memulai pembicaraan, sekaligus menetapkan empat wilayah baru ke Rusia.
"Ini sudah menjadi bagian dari Rusia kami," katanya.
"Namun kami siap untuk menghentikan aksi militer lebih lanjut tetapi dengan syarat yang ditetapkan Rusia," tambah ketua majelis tinggi.
“Dalam kerangka dialog, pembuat undang-undang dapat membuat beberapa dasar, beberapa landasan untuk ini,” kata Valentina Matviyenko.
Matviyenko mewakili Rusia pada KTT Pembicara Parlemen G20 di Indonesia. Di sana, dia menyarankan kepada delegasi parlemen Ukraina untuk duduk di meja perundingan dengan catatan bahwa Rusia mendukung penyelesaian krisis secara damai.
Dia juga menekankan bahwa Rusia telah berulang kali menawarkan untuk mengadakan pembicaraan tentang penyelesaian krisis internal Ukraina, tetapi Ukraina "kemudian [...] secara eksternal menolak perjanjian ini."
Editor: Iswara N Raditya