Menuju konten utama

Perang Rusia-Ukraina: Putin Stabilkan 4 Wilayah yang Dicaplok

Berita perang Rusia-Ukraina hari ini, Kamis, 6 Oktober 2022. Berikut kondisi terkininya.

Perang Rusia-Ukraina: Putin Stabilkan 4 Wilayah yang Dicaplok
Seorang seniman Ukraina Viacheslav Rybka melukis sebuah mobil hancur saat serangan Rusia ke Ukraina, dan kemudian dikumpulkan dari berbagai tempat di kota Irpin di Kyiv, Ukraina, Rabu (10/8/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich/foc/cfo

tirto.id - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengaku akan menstabilkan situasi di empat wilayah Ukraina yang sudah dicaplok, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.

“Kami sedang bekerja dengan asumsi bahwa situasi di wilayah baru akan stabil,” kata Putin seperti dikutip The Guardian.

Pasukan Ukraina tampaknya memiliki kemajuan di wilayah timur dan selatan sehingga memaksa tentara Rusia untuk mundur. Hal itu disampaikan oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy .

Menurut Zelenskiy, militer Ukraina telah membuat kemajuan besar dan cepat melawan pasukan Rusia dalam seminggu terakhir. Mereka merebut kembali lusinan kota di wilayah selatan dan timur.

Komando militer Ukraina juga mengatakan, Ukraina telah memperluas wilayah kendalinya di Kherson sejauh enam hingga 12 mil.

Hal itu dikonfirmasi oleh Zelenskiy. Dia mengatakan, pasukannya berhasil merebut kembali desa-desa Novovoskresenske, Novohryhorivka dan Petropavlivka, dengan mengatakan pemukiman itu telah “dibebaskan dari referendum palsu dan distabilkan."

Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-225

Kantor berita Rusia, TASS memberitakan, direktur Institut Kebijakan Luar Negeri Turki, Huseyin Bagci mengatakan, penolakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bernegosiasi dengan Putin menghambat upaya Turki untuk menyelesaikan konflik secara damai.

“Dengan membuat keputusan ini, presiden Ukraina sebenarnya menghalangi jalan untuk dialog dan membuat Turki tidak mungkin melanjutkan upaya mediasi untuk menyelesaikan konflik di masa mendatang," kata Bagci.

"Ini adalah situasi kebuntuan. Negosiasi diblokir. Melakukannya membutuhkan kemauan keras, tetapi dilihat dari pernyataan yang dibuat, ini tidak terjadi sekarang. Situasinya mungkin lebih buruk," lanjutnya.

Dia menegaskan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya telah berulang kali menawarkan negaranya sebagai tempat pertemuan antara Zelensky dan Putin.

Dalam percakapan telepon terakhirnya dengan pemimpin Rusia pada 29 September, kata Bagci, Erdogan kembali memberikan kesempatan negosiasi dan berjanji bahwa dia siap untuk menengahi penyelesaian di Ukraina.

Bagci meragukan keputusan Zelensky untuk menolak bernegosiasi dengan Putin. Dia bilang, itu mungkin bukan sepenuhnya atas kemauannya sendiri.

"Ada keraguan tertentu. Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan dukungan untuk negosiasi penyelesaian konflik di Ukraina melalui diplomasi, tetapi kenyataannya mereka melakukan yang sebaliknya."

"Jelas, akan ada eskalasi. Eropa harus bersiap untuk musim dingin, secara harfiah dan kiasan," kata Bagci memperingatkan.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya