tirto.id - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengklaim kalau pasukannya sudah "sepenuhnya membersihkan" tentara Rusia dari Kota Lyman. Dia juga berterima kasih kepada militer Ukraina karena telah membebaskan Lyman.
Seperti diberitakan The Guardian, pada Mei lalu, pasukan Rusia telah merebut Kota Lyman dari Ukraina. Rusia menggunakan tempat itu sebagai pusat logistik dan transportasi untuk operasi di utara wilayah Donetsk.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut Kota Lyman sebagai kota yang sangat strategis, karena merupakan "jalan utama yang melintasi Sungai Donets Siversky, di mana Rusia telah berusaha mengkonsolidasikan pertahanannya."
Presiden kata Zelenskyy mengklaim, pasukan Ukraina juga telah membebaskan pemukiman kecil Arkhanhelske dan Myrolyubivka di wilayah Kherson.
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan, perebutan kembali Lyman di wilayah Donetsk adalah faktor kunci untuk "penurunan pendudukan lebih lanjut" di wilayah tetangga Luhansk.
Situasi Perang Rusia dan Ukraina
Di sisi lain, kantor berita Rusia, TASS melaporkan, ketua gerakan "Kami Bersama Rusia", Vladimir Rogov mengatakan, ledakan yang terjadi di apartemen sebuah rumah di Berdyansk, Ukraina adalah ledakan diri.
"Ada ledakan. Awalnya kami kira itu gas dalam negeri, ada yang bawa tabung, karena belum ada gasnya. Tapi ternyata bukan. Itu penyabot lain; dia punya banyak bahan peledak," kata Rogov dalam siaran TV Zvezda.
"Tapi entah kenapa seseorang mengaktifkan bahan peledak dari jarak jauh, [...] ada kebakaran, sepuluh orang lagi terluka. Alhamdulillah tidak satu tewas kecuali dia."
Pada hari Jumat, pemerintahan Berdyansk melaporkan bahwa ada ledakan di lantai enam sebuah gedung apartemen yang menewaskan satu orang dan melukai sepuluh lainnya. Ledakan itu dilaporkan menghancurkan partisi interior.
TASS juga memberitakan, pada 23-27 September, empat wilayah Ukraina mengadakan referendum di mana mayoritas pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia sebagai anggota konstituen yang terpisah.
Para pemimpin di empat wilayah yang menggelar referendum akan melakukan pertemuan dengan Presiden Putin.
"Pertemuan dengan presiden pasti dijadwalkan, tapi saya tidak bisa mengatakan di mana atau kapan itu akan terjadi," kata Kirill Stremousov, wakil kepala administrasi militer-sipil Wilayah Kherson.
"Tapi saya yakin akan ada pertemuan dan itu akan tergantung pada mereka," kata Stremousov kepada program TV Langsung Soloviev.
Editor: Iswara N Raditya