tirto.id - Situasi dan kondisi Gunung Merapi hari ini, Rabu, 13 Juli 2022 berdasarkan periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB mengalami 19 kali gempa guguran dan 10 kali gempa hybrid/fase banyak.
Seperti dilaporkan laman resmi magma.esdm.go.id, masyarakat masih diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Saat ini, status gunung api yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih dinyatakan Siaga Level III.
Aktivitas Gunung Merapi
Gunung Api Merapi terletak di Kab/Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl.
Pengamatan Visual
Gunung api tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah barat.
Klimatologi
Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah barat. Suhu udara sekitar 20-25°C. Kelembaban 65-90.6%. Tekanan udara 871.8-915.6 mmHg.
Pengamatan Kegempaan
- 19 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-35 mm dan lama gempa 57-138.6 detik.
- 10 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-11 mm, S-P 0.4-0.6 detik dan lama gempa 4.4-6.4 detik.
Rekomendasi
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Editor: Iswara N Raditya