Menuju konten utama

Berita di Media Online Sebaiknya Berbayar atau Tidak?

Nezar Patria sepakat tidak semua konten harus gratis, karena dibutuhkan sekian usaha dan tentu saja biaya untuk memproduksi konten tersebut.

Berita di Media Online Sebaiknya Berbayar atau Tidak?
Nezar Patria. FOTO/ANTARANEWS

tirto.id - Mengapa konten berita di internet harus gratis, mungkinkah pembaca membayar untuk yang ia baca? Ini salah satu pertanyaan yang mengemuka di diskusi media digital di Jambore Mojok, Bumi Perkemahan Girikaton, Yogyakarta.

Pertanyaan tersebut muncul dari Sarja, peserta jambore asal Padang. Nezar Patria, anggota Dewan Pers dan Pemimpin Redaksi The Jakarta Post online, salah satu pembicara dalam diskusi, menanggapi bahwa di media, di tempatnya bekerja sudah mulai membangun paywall.The Jakarta Post online menerapkan beberapa konten yang harus dibayar pembaca. "Khususnya konten-konten dari koran, dan beberapa konten online yang kami anggap premium."

Nezar sepakat bahwa tidak semua konten harus gratis, karena dibutuhkan sekian usaha dan tentu saja biaya untuk memproduksi konten tersebut. Namun di sisi lain, ia juga menekankan pentingnya perusahaan media untuk kreatif dalam beriklan dan mendapatkan pendanaan.

"The New York Times tentu saja bikin kita iri karena bisa mengembangkan model bisnis yang mengharuskan pembaca membayar. Tapi kita juga bisa lebih kreatif dengan model-model yang lain," kata Nezar.

Sapto Anggoro, CEO Tirto ID, menyampaikan pendapat senada. "Hanya saja, kita harus lebih hati-hati dalam mengembangkan model bisnis. Harus lebih bertanggung jawab," kata Sapto. “Kami harus sustain mencari pendapatan, supaya apa? Supaya kami bisa terus menghasilkan konten-konten berkualitas. Tapi jangan juga melanggar kode etik dalam beriklan."

Ada banyak cara untuk menjaga agar media tetap bertahan. Sapto menekankan, yang penting terbuka saja dengan pembaca. Kalau media kesulitan pendanaan, tidak ada salahnya untuk membuka donasi. "Itu pilihan terakhir. Pilihannya ada banyak. Tapi kalau Anda punya konten yang bermanfaat, banyak orang yang akan membantu.

Banyak tema lain yang dibicarakan dalam diskusi tersebut. Antara lain tentang meluasnya persebaran hoax dan bagaimana menanggulanginya, pengelolaan media, bagaimana menciptakan konten yang engegament-nya tinggi, hingga persoalan search engine optimazion.

"Intinya, konten dan seo itu jangan dipertentangkan. Tapi seo harus menyesuaikan konten. Jangan dibalik. Tentu harus ada kompromi,” kata Puthut EA, Kepala Suku Mojok.

Jambore Mojok adalah acara dalam rangka merayakan ulang tahun ketiga situsweb Mojok.Co. Sebelum diskusi tentang media digital, ada beberapa diskusi lain yang berhubungan dengan Mojok.Co, dari bedah konten Mojok hingga kelas menulis.

Diskusi bedah konten Mojok bersama para redaktur Mojok.Co; Agus Mulyadi, Prima Sulistya, Arlian Buana, dan para penulis Mojok; Arman Dhani, Cepi Sabre, Kalis Mardiasih, dan Nurjanah. Kelas menulis diampu oleh Zen RS, Sabda Armandio, dan Nuran Wibisono.

Baca juga artikel terkait MEDIA ONLINE atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Bisnis
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz