tirto.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak semua tuduhan yang diarahkan kepadanya pada Kamis (21/11/2019) dan bersumpah untuk tetap menjadi pemimpin Israel meskipun ia sedang menghadapi serangkaian tuduhan korupsi,Aljazeeramelansir.
Netanyahu beranggapan bahwa setiap tuduhan korupsi yang diarahkan kepadanya adalah keliru dan bermotif politik.
Jaksa Agung juga mendakwanya dengan tuduhan suap, penipuan, dan penyalahgunaan kepercayaan. Netanyahu membantah semua tuduhan tersebut.
"Apa yang terjadi di sini adalah upaya untuk melakukan kudeta terhadap perdana menteri. Objek investigasi adalah untuk mengusir sayap kanan dari pemerintah," katanya.
Ia menambahkan, orang-orang yang bersepakat menuduhnya, "Tidak mengejar kebenaran, melainkan mengejar saya."
Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah pidato selama 15 menit. Ia mencerca lawan-lawan politik dan lembaga-lembaga negara serta menuduh polisi dan pengadilan bias.
"Saya akan terus memimpin negara ini, sesuai dengan surat hukum. Saya tidak akan membiarkan kebohongan menang," ujarnya.
Sebelumnya, Jaksa Agung Avichai Mandelblit mengumumkan pada hari yang sama bahwa tuduhan terhadap Netanyahu adalah keputusan yang berat berdasarkan bukti yang kuat.
"Penegakan hukum bukan pilihan. Ini bukan masalah kanan atau kiri. Ini bukan masalah politik," katanya sebagaimana diwartakan BBC.
Pengumuman tersebut dikeluarkan di tengah pertikaian politik di Israel setelah dua pemilihan umum yang tidak meyakinkan pada April dan September lalu.
Presiden Reuven Rivlin meminta anggota perlemen untuk menyetujui calon parlemen dalam kurun waktu 21 hari dan menghindari pemilu ketiga dalam tahun ini.
Setelah dakwaan terhadap Netanyahu diumumkan, Benny Gantz, saingan utama Netanyahu dalam perebutan kursi perdana menteri menyatakan dukungannya kepada Jaksa Agung dan lembaga penegak hukum. Ia menyebut hari itu adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Israel.
Jaksa Agung Mandelblit menyebut bahwa Netanyahu berafiliasi dengan tiga kasus, yang dikenal dengan Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000. Pengadilan finalnya akan ditunda hingga akhir bulan.
Kasus 1000: Benjamin Netanyahu dituduh melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Ia diduga menilai entitas bernilai tinggi, termasuk sampanye merah muda dan cerutu sebagai imbalan dari teman kayanya.
Netanyahu membalas bahwa itu adalah tanda persahabatan dan ia tidak bertindak sesuai dengan imbalan tersebut. Teman tersebut juga menyangkal melakukan kesalahan.
Kasus 2000: Netanyahu menghadapi tuduhan penipuan dan penyalahgunaan kepercayaan dalam kasus ini. Ia diduga menyetujui kesepakatan dengan penerbit surat kabar untuk mempromosikan undang-undang untuk melemahkan saingan dengan imbalan liputan yang menguntungkan.
Pihak penerbit juga diduga melakukan suap, namun keduanya menyangkal tuduhan tersebut.
Kasus 4000: Kasus ini dianggap yang paling serius. Netanyahu diduga melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu diduga mempromosikan keputusan regulasi yang mendukung perusahaan telekomunikasi terkemuka dengan imbalan liputan berita yang menguntungkan.
Netanyahu bersikeras tidak menerima imbalan apapun. Pemegang saham pun diduga melakukan suap, dan keduanya menyangkal tuduhan yang diarahkan kepada mereka.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo