Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Video Orang Amerika Buang Pakaian di Depan Toko Zara?

Klip yang beredar bukan aksi pro-Palestina oleh orang Amerika, melainkan sebuah kampanye menentang fast fashion oleh Vestiaire Collective.

Benarkah Video Orang Amerika Buang Pakaian di Depan Toko Zara?
Header Periksa Fakta Orang Amerika Buang Pakaian Zara. tirto.id/Fuad

tirto.id - Kampanye iklan terbaru raksasa fesyen Zara memicu kontroversi dan seruan boikot karena dianggap menyinggung krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza.

Dilansir The Cut, kampanye yang dirilis 7 Desember 2023 itu menampilkan model Kristen McMenamy berpose di depan semacam ruang kerja yang didekonstruksi dengan dinding yang tampak hancur dan dikelilingi debu, pecahan batu, puing-puing, dan patung-patung.

Beberapa pegguna media sosial lalu membagikan video boikot Zara yang diklaim berkaitan dengan aksi pro-Palestina. Salah satu akun Facebook bernama “Nur Ainun Pane” misalnya, mengunggah klip berdurasi 10 detik yang menunjukkan tumpukan baju dibuang di depan toko Zara di Times Square, Kota New York, Amerika Serikat (AS).

“KAPOK KOE....Setelah Zara membuat iklan yang tidak sopan tentang konflik Gaza, orang-orang Amerika membuang semua pakaian Zara mereka di depan perusahaan tersebut. Sialan bagi Zionis dan siapa pun yang mendukung mereka,” bunyi takarir yang disematkan dalam video.

Foto Periksa Fakta Orang Amerika Buang Pakaian Zara

Foto Periksa Fakta Orang Amerika Buang Pakaian Zara. foto/hotline oeriksa fakta tirto

Semenjak diunggah pada Kamis (14/12/2023) hingga Jumat (29/12/2023), video sudah dibagikan ke satu orang lainnya. Meski tak ramai reaksi, video ini beredar dengan klaim serupa di beberapa platform lain, seperti di Snack Video dan TikTok.

Lantas, bagaimana fakta video tersebut?

Penelusuran Fakta

Tim Riset Tirto mengambil salah satu frame video dan menelusurinya lewat Google Image. Hasilnya, kami menemukan klip identik diunggah akun Instagram @vestiaireco pada 16 November 2023 dan merupakan kampanye menentang fast fashion yang diberi judul “Fast Fashion Ban”.

“Vestiaire Collective mendorong konsumen untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan menahan diri untuk tidak membeli merek seperti Zara, Uniqlo, Mango dan ‘Think First, Buy Second’, yang merupakan tagline inisiatif kami,” tulis akun tersebut.

Lebih jauh, Vestiaire Collective—yang notabene merupakan platform jual-beli barang mewah bekas menyatakan, kampanye “Fast Fashion Ban” merekakini memasuki tahun kedua dan menjadi bagian dari misi transformasi industri fesyen demi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Juru bicara Vestiaire Collective, Marie Tobaly, mengatakan kepada AFP lewat email bertanggal 13 Desember 2023 bahwa video tersebut dibikin oleh sebuah agensi Prancis dengan spesialisasi kecerdasaran buatan (Artificial Intelligence/AI).

Kontroversi iklan Zara memang memicu gelombang demo di toko mereka di berbagai negara, termasuk Jerman dan Tunisia, Australia, dan Turki. Aksi itu dilakukan di tengah menguatnya seruan untuk memboikot bisnis yang mendukung Israel.

Namun demikian, video yang beredar terbukti tidak berkaitan dengan demo pro-Palestina.

Zara sendiri telah menarik video kampanye iklan yang kontroversial dari halaman depan situsnya dan berdalih bahwa ide kampanye itu dimulai pada Juli dan melalui proses pengambilan foto pada September 2023, sebelum konflik Israel-Hamas memanas.

Melalui akun Instagram, Zara yang dimiliki oleh grup Inditex dari Spanyol menyatakan, figur dalam iklan bermaksud menampilkan karya patung yang belum selesai dengan tujuan menunjukkan pakaian buatan tangan dalam konteks artistik.

"Sayangnya, beberapa pelanggan merasa tersinggung oleh foto-foto ini—yang sekarang telah dihapus-- dan melihatnya sebagai sesuatu yang jauh berbeda dari apa yang dimaksudkan ketika dibuat," tulis Zara dalam keterangannya, Selasa (12/12/2023).

Mengutip Al-Jazeera, ini bukan pertama kali Zara menjadi sasaran boikot oleh para pendukung Palestina. Pada tahun 2022, beberapa warga Palestina mengunggah video mereka membakar pakaian Zara dan menyerukan agar orang lain tidak mendukung raksasa ritel tersebut setelah pemilik waralaba toko Zara di Israel mengadakan acara kampanye untuk politisi ultra-sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir.

Adapun konflik antara Israel dan Hamas masih berlangsung hingga saat ini dan mencatat lebih dari 8.663 anak-anak Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut kantor media pemerintah setempat.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, klip yang beredar bukan aksi pro-Palestina, melainkan sebuah kampanye menentang fast fashion oleh Vestiaire Collective (platform jual-beli barang mewah bekas).

Juru bicara Vestiaire Collective, Marie Tobaly, mengatakan bahwa video tersebut dibikin oleh sebuah agensi Prancis dengan spesialisasi kecerdasaran buatan (Artificial Intelligence/AI).

Dengan demikian, video dengan klaim orang-orang Amerika membuang semua pakaian Zara mereka di depan perusahaan tersebut, buntut iklan Zara yang kontroversial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Farida Susanty