tirto.id - McDonald's, Starbucks, L'Oreal, dan sejumlah perusahaan lain dituding sebagai produk pendukung Israel. Di tengah serangan Israel ke Palestina, 3 brand itu masuk dalam daftar boikot massal.
Seruan boikot terhadap produk yang diduga berasal dari Israel selama ini terus menggema, baik lewat media sosial maupun aksi di lapangan.
Masyarakat dunia merespons tindakan Israel yang menyerang Palestina dengan melakukan aksi boikot terhadap beberapa produk papan atas.
Pasalnya, mereka dianggap memberikan dukungan dana untuk Israel hingga terus terusan membombardir wilayah Jalur Gaza maupun Tepi Barat.
Tiga brand raksasa seperti McDonald's, Starbucks, dan L'Oreal tak luput dari daftar boikot. Apakah benar mereka termasuk perusahaan yang tergolong produk Israel?
Apakah McDonald's Dukung Israel?
McDonald's cabang Israel pernah membuat kontroversi setelah mengumumkan lewat Instagram. Mereka berencana memberikan ribuan makanan secara gratis setiap hari untuk tentara Israel dan menawarkan diskon kepada personel militer yang mengunjungi restorannya.
Aksi yang dilakukan McDonald's Israel tentu memancing respons negatif lewat kampanye boikot besar-besaran hingga serangan ke sejumlah cabang lain di belahan dunia. Saham restoran cepat saji itu dilaporkan mengalami penurunan yang tajam.
Menariknya, sejumlah cabang McDonald's di Timur Tengah justru memberikan sikap yang kontras semberi menekankan status perusahaan 100 persen milik investor Arab itu sendiri.
McDonald's Lebanon mengeluarkan klarifikasi bahwa tindakan yang dilakukan waralaba lain di berbagai negara tidak mewakili pandangan atau posisi McDonald's Lebanon. Mereka menyatakan komitmen terhadap bangsa dan rakyatnya.
McDonald's Oman juga langsung mengumumkan donasi sebesar $100 ribu untuk masyarakat Gaza. McDonald's UEA menyumbangkan AED 1 juta kepada Emirates Red Crescent. McDonald's Turki menjanjikan paket bantuan kemanusiaan $1 juta dolar AS.
Meskipun demikian, menurut laporan investigasi Eekad dikutip via Albawaba.net, setiap cabang McDonald's memang diminta untuk membayar biaya kepada perusahaan pusat sebagai bagian dari isi kontrak. Cabang-cabang itu turut membayar royalti dari keuntungan setiap tahun.
Mengutip laman resmi, McDonald's Corporation mulai beroperasi sejak 1940 di California, AS, oleh 2 bersaudara, Dick dan Mac McDonald.
Britannica menuliskan mereka mempunyai 150.000 karyawan di perusahaan utama serta 2 juta pekerja di seluruh lokasi waralaba hingga menjadi salah satu perusahaan swasta pemberi lapangan kerja terbesar di dunia.
Apakah Starbucks Mendukung Israel?
Starbucks menjadi perusahaan berikutnya yang masuk daftar boikot akibat dinilai mendukung Israel. Kedai kopi asal Seattle, Washington, AS, ini memiliki 35.000 gerai di 80 negara hingga tahun 2022.
Starbucks Workers United, serikat pekerja yang membawahi 9.000 karyawan, sempat menghapus tweet via X (Twitter) yang menyatakan solidaritas untuk warga Palestina. Mereka juga mengutuk peristiwa kematian yang dialami warga sipil tak berdosa.
"Kami menentang kekerasan dan setiap kematian yang terjadi akibat kekerasan adalah sebuah tragedi. Kami benar-benar mengutuk antisemitisme dan Islamofobia," bunyi pernyataan mereka yang buru-buru dihapus.
Namun, pihak Starbucks akhirnya menggugat serikat pekerjanya sendiri. Pasalnya, pesan itu memicu seruan boikot Starbucks hingga menimbulkan salah tafsir terkait posisi serikat pekerja sebagai bagian sikap perusahaan.
"Kami sangat tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan Workers United, termasuk afiliasi lokal, penyelenggara serikat pekerja, dan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai anggota 'Starbucks Workers United' - tidak ada satu pun dari kelompok-kelompok ini yang berbicara atas nama Starbucks Coffee Company dan tidak mewakili pandangan, posisi, atau keyakinan perusahaan kami," tutur Sara Kelly, wakil presiden eksekutif dan kepala mitra Starbucks, dikutip ABC News.
Terlepas dari konflik internal antara pihak perusahaan dengan serikat pekerja, Starbucks kini masuk dalam daftar perusahaan besar yang dikait-kaitkan dengan pemberian dukungan ke Israel.
Benarkah L'Oreal Mendukung Israel?
L'Oreal adalah perusahaan raksasa kosmetik asal Prancis dan didirikan pada 1909 dan masuk ke Indonesia mulai 1979.
Mereka mulai beroperasi di Israel pada 1990-an. L'Oreal membeli 30 persen saham perusahaan lokal dan diubah menjadi L'Oreal Israel.
L'Oreal Israel lalu menjadi pusat distribusi L'Oreal untuk seluruh wilayah Timur Tengah. Mereka juga memiliki pabrik di kota Migdal Ha'emek, Israel.
BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) menyatakan L'Oreal Israel memproduksi rangkaian produk dengan menggunakan mineral Laut Mati yang dinamai "Natural Sea Beauty" dan diekspor ke 22 negara.
Mereka juga dilaporkan pernah memberikan beasiswa kepada ilmuwan di Institut Sains Weizmann Israel. Lembaga ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan senjata nuklir, kimia, serta biologi atas nama militer Israel.
Pemerintah Prancis pun turut mengakui posisi penting L'Oreal Israel dalam bisnis global perusahaan itu, lewat pemberian penghargaan Legion d'honneur bagi Gad Propper (pemimpin L'Oreal Israel).
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra