Menuju konten utama

Benarkah Covid-19 Melonjak Tinggi di Singapura?

Kenapa Covid-19 tiba-tiba melonjak tinggi di Singapura, apa penyebab dan bagaimana penanganannya serta update terbarunya.

Benarkah Covid-19 Melonjak Tinggi di Singapura?
Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus COVID-19 melonjak tinggi di Singapura akhir-akhir ini. Kejadian tersebut sudah menembus 22.094 kasus pada periode 19-25 November 2023 lalu. Sebelumnya, angka kejadian juga sudah tinggi mencapai 10.726 kasus.

Hal ini membuat Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mendesak masyarakat agar tetap meneruskan langkah vaksinasi. Jumlah peningkatan kasus COVID-19 sangat signifikan. MOH menilai kemungkinan penyebabnya berkaitan dengan faktor musim perjalanan akhir tahun dan disertai menurunnya kekebalan penduduk di wilayah Singapura.

MOH memberikan rekomendasi pemberian dosis tambahan vaksin COVID-19 dalam interval satu tahun usai suntikan terakhir. Penambahan vaksinasi ditujukan bagi orang-orang yang rentan, lansia berusia 60 tahun ke atas, dan mereka yang menghuni fasilitas perawtan lansia. Dosis tambahan juga disarankan bagi masyarakat usia enam bulan ke atas, terutama petugas kesehatan serta pengasuh individu.

Mengutip laman COVID-19 WHO, total jumlah kasus COVID-19 yang tercatat di Singapura mencapai 2.716.943 kasus sejak 2020 lalu. Jumlah pasien yang meninggal ada 1.933 kasus. Kasus pertama ditemukan 24 Januari 2020.

Ada pun jenis varianvirus corona yang dominan ditemukan di Singapura berasal dari varian virus EG.5, dan HK.3 sebagai sub-keturunan. Subvarian ini menjadi penyumbang 70 persen kejadian kasus COVID-19 di Negeri Singa tersebut.

Gejala Covid-19 yang Perlu Diwaspadai

Penyakit COVID-19 dipicu virus single strandedRNA yang berasal dari kelompok Coronaviridae dengan permukaan seperti mahkota. Virus ini belum pernah terdeteksi sebelumnya dan pertama kali teridentifikasi di Wuhan, China. Nama virus COVID-19 disebut pula dengan 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.

Virus corona dapat menular manusia ke manusia lain lewat droplet atau partikel air tubuh penderita. Ketika droplet menyebar lewat batuk, bersin, dan sebagainya. Droplet mengandung virus corona yang masuk ke tubuh orang sehat lain, akan memicu penularan.

Virus corona yang berhasil menginfeksi tubuh seseorang akan menyebabkan penyakit COVID-19 . Kemunculan gejala sekira 2-14 hari setelah tubuh terpapar virus. Gejalayang muncul antara lain:

- Demam tinggi dan menggigil

- Batuk kering

- Pilek

- Hidung berair dan bersin-bersin

- Nyeri tenggorokan

- Sesak napas

Penyakit COVID-19 yang sudah parah dirasakan penderita, membuatnya lebih sulit bernapas dengan memicu gagal napas. Gagal napas berisiko menyebabkan kematian.

Pencegahan COVID-19

Pencegahan COVID-19 harus terus dilakukan sekali pun angka kejadian mungkin saat ini cenderung rendah di berbagai negara. Pencegahan yang disarankan terkait penularan COVID-19 yaitu:

1. Rutin mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir kurang lebih selama 20 detik.

2. Dalam keadaan tidak memungkinkan memakai air, membersihkan tangan dapat memakai pembersih tangan berbahan alkohol seperti produk hand sanitizer.

3. Hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut terutama jika tangan kotor.

4. Hindari kontak dengan orang yang sakit.

5. Sebaiknya tetap di rumah saat sakit sakit.

6. Tutup mulut memakai tisu, atau tekuk siku saat batuk atau bersin.

7. Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung

8. Hindari bepergian, terutama di wiayah yan banyak kasus COVID-19.

9. Makan daging yang diolah dengan matang.

10 Menjaga nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, cukup minum air putih, dan istirahat cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Baca juga artikel terkait COVID 19 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari