Menuju konten utama

10 Gejala Covid-19 Varian FLiRT, Apakah Sudah Sampai Indonesia?

Simak beberapa gejala COVID-19 varian baru yaitu FLiRT yang dikabarkan mulai merebak di Singapura.

10 Gejala Covid-19 Varian FLiRT, Apakah Sudah Sampai Indonesia?
Ilustrasi Corona. foto/istockphoto

tirto.id - Varian Covid-19 terbaru bernama FLiRT kini tengah menjadi kekhawatiran di Singapura. Varian ini menular lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya dan telah menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di negara tersebut. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Menurut data, jumlah perkiraan infeksi Covid-19 di Singapura pada minggu 5 hingga 11 Mei naik menjadi 25.900, melonjak 90 persen dibandingkan dengan 13.700 kasus pada minggu sebelumnya. Lonjakan ini juga diikuti dengan peningkatan angka rawat inap harian, dari 181 pasien menjadi 250 pasien.

Menurut laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada bulan Maret 2024, varian FLiRT mengalami peningkatan kasus yang signifikan.

Awalnya, varian ini hanya mencakup sekitar 4 persen dari total kasus Covid-19 di Amerika Serikat. Namun, pada awal Mei, angka ini melonjak drastis hingga mencapai 28 persen. Hal ini menunjukkan bahwa FLiRT telah menjadi salah satu varian Covid-19 yang dominan di Amerika Serikat.

Berdasarkan data dari CDC Amerika Serikat, varian FLiRT, khususnya subvarian KP.2, kini menyumbang sekitar 25 persen dari total kasus Covid-19 di AS, menjadikannya varian dominan saat ini. Dominasi FLiRT ini menunjukkan bahwa varian ini memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk menyebar dan menghindari sistem kekebalan tubuh dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya.

Kenali Covid-19 Varian FLiRT dan Apa Gejalanya?

Covid-19 varian FLiRT, singkatan dari "Fast-spreading, Linked to Receptor-binding domain, and Threonine mutation", merupakan salah satu varian terbaru dari virus SARS-CoV-2. Varian ini menunjukkan karakteristik penyebaran yang cepat dan memiliki mutasi yang unik.

Salah satu mutasi penting pada varian FLiRT adalah perubahan pada asam amino threonine di spike protein. Mutasi ini diyakini meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada sel inang dan menghindari deteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini berpotensi membuat FLiRT lebih mudah menular dan lebih sulit untuk diatasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, varian FLiRT memiliki beberapa mutasi lain yang memungkinkannya untuk menghindari sebagian respons imun tubuh, baik dari infeksi alami maupun vaksinasi. Hal ini berpotensi menyebabkan infeksi ulang pada individu yang sebelumnya telah sembuh atau yang telah divaksin.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan beberapa gejala Covid-19 varian FLiRT, yaitu:

Gejala Utama

  1. Demam atau menggigil
  2. Batuk
  3. Sakit tenggorokan
  4. Hidung tersumbat atau meler
  5. Sakit kepala
  6. Sesak napas
  7. Kelelahan

Gejala Lainnya

  1. Kehilangan indra perasa dan penciuman
  2. Tubuh terasa kurang sadar
  3. Gejala pencernaan (sakit perut, diare ringan, dan muntah)

Apakah Covid-19 Varian FLiRT Sudah Sampai Indonesia?

Meskipun kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan peningkatan signifikan, seperti lonjakan dua kali lipat di Singapura, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap waspada terhadap potensi masuknya varian FLiRT.

"Kasus Covid-19 di Indonesia masih belum ada peningkatan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

Namun, Kemenkes terus memantau potensi peningkatan kasus rawat inap akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), termasuk Covid-19. Hal ini mengingat varian FLiRT memiliki potensi penyebaran yang lebih cepat dan gejala yang mungkin lebih beragam.

Baca juga artikel terkait COVID-19 DI SINGAPURA atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra