Menuju konten utama

Belanja Masyarakat di Ramadhan 2025 Capai Rp248,1 Triliun

Angka tersebut menurut Airlangga Hartarto dinilai telah membantu daya ungkit konsumsi dalam negeri.

Belanja Masyarakat di Ramadhan 2025 Capai Rp248,1 Triliun
Pekerja menghias paket parsel Lebaran di salah satu sentra produksi kerajinan parsel dan souvenir di Sanankulon Blitar, Jawa Timur, Senin (10/3/2025).ANTARA FOTO/Irfan Anshori/rwa.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan belanja masyarakat pada momen Ramadhan 2025 naik mencapai Rp248,1 triliun. Angka tersebut dinilai telah membantu daya ungkit konsumsi dalam negeri.

“Kemudian kalau kita lihat belanja saat Ramadhan itu kelihatan naik di angka Rp248,1 triliun, jadi natal tahun baru dan Ramadhan membantu daya ungkit daripada konsumsi kita,” ujar Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Assembly Hall Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Menurutnya, saat ini dunia tengah berada dalam kondisi tidak baik-baik saja, yang mana indikator pasar keuangan masih berfluktuasi, termasuk Indonesia. Dia juga menyoroti pergerakan pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi hari ini anjlok ke 9 persen, bersamaan dengan jatuhnya nilai mata uang rupiah ke level Rp16.850 per dolar AS.

“Indikator pasar keuangan masih berfluktuasi. IHSG tadi pagi masih negatif namun sudah berada di tren positif sudah naik, nilai tukar rupiah juga terjaga walaupun ada pelemahan tetapi kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang pelemahannya itu sampai 50 persen,” tuturnya

Kemudian, Airlangga juga melihat tingkat bunga yang dibayarkan pemerintah Amerika Serikat (AS) atas surat utang negara atau treasury yield, terjaga dan relatif baik. Obligasi dan cadangan devisa juga relatif tetap stabil.

“Kemudian kalau kita lihat yield treasure kita juga relatif bagus, kemudian obligasi dan terkait dengan cadangan devisa relatif tetap sama. Kemudian terjadi pengumuman penetapan tarif oleh Presiden AS Trump 2.0, kita melihat bahwa economic uncertainty langsung melonjak, yang tertinggi nah ini akibat kebijakan tersebut probability resesi meningkat namun Indonesia masih relatif rendah di 5 persen,” jelas Airlangga.

Di sisi lain, Airlangga juga menilai bahwa ketidakpastian kebijakan dunia yang juga tinggi, sehingga berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2025 atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto