tirto.id - Rabu (1/5/2019) kemarin, Iker Casillas, kiper Porto, datang ke Porto Gaia Sport untuk mengikuti latihan seperti biasa. Namun, ia terpaksa mengakhiri latihan lebih cepat lantaran terkena serangan jantung. Mantan kiper Real Madrid itu pun harus dilarikan ke rumah sakit CUF Porto.
"Sesi latihan langsung dihentikan sehingga bantuan medis dapat diberikan kepada Casillas yang saat ini berada di rumah sakit CUF Porto," demikian pernyataan resmi dari Porto seperti dilansir The Guardian.
"Casillas dalam keadaan baik-baik saja, stabil, dan masalah pada jantungnya sudah teratasi," lanjut keterangan tersebut.
Setelah kabar itu menyebar, Casillas langsung mendapatkan dukungan dari banyak kalangan. Dirangkum BBC, para penggemar, klub-klub sepakbola, rekan-rekan seprofesinya, hingga atlet profesional dari cabang olahraga lain mendoakan yang terbaik untuknya. Mereka berharap kapten Spanyol saat menjuarai Piala Dunia 2010 itu lekas sembuh seperti sedia kala.
Secara personal, Casillas pun membalas kebaikan itu dengan kabar melegakan. Pemain yang pernah mempersembahkan tiga gelar Liga Champions serta lima gelar La Liga untuk Real Madrid itu mentwit dengan menyertakan foto untuk memperlihatkan dirinya sudah baik-baik saja.
"Semua sudah aman di sini. Aku sangat takut, tapi juga sepenuhnya merasa kuat. Terima kasih banyak untuk semua pesan dan kasih sayangnya," cuit Casillas.
Karena kondisinya itu, Casillas dikabarkan tidak akan bisa bermain hingga akhir musim ini. Setidaknya, ia butuh waktu sekitar tiga pekan hingga satu bulan untuk memulihkan kondisi.
Casillas Bukan Satu-satunya
Pada 26 April 2019, Faty Papy, seorang pemain Malanty Chief, salah satu klub di liga Kerajaan Eswatini, meninggal di atas lapangan karena serangan jantung. Meski tim medis sudah berusaha sekuat tenaga menyelamatkannya, nyawa pemain berusia 28 tahun itu tak tertolong.
Yang bikin tragis, Papy ternyata sempat berbicara ke media setempat sehari sebelum kejadian, bahwa ia suatu saat bisa meninggal dunia karena serangan jantung. Ia tahu dirinya mengalami gangguan jantung dan dilarang dokter untuk bermain, tetapi ia tetap memaksa terus bermain sepakbola.
Berbeda dengan tragedi yang dialami Papy, ternyata ada pesepakbola yang terkena gangguan jantung tapi tidak sadar dengan kondisinya. Marc-Vivien Foe dan Antonio Puerta adalah dua di antara para pemain jenis ini.
Kedua pemain ini meninggal terkena serangan jantung saat sedang bermain di level sepakbola tertinggi. Musibah yang dialami Puerta terjadi saat ia bermain untuk Sevilla pada 2007, sementara Foe meninggal saat ia memperkuat timnas Kamerun dalam laga semifinal Piala Konfederasi 2003. Keduanya padahal tidak punya riwayat gangguan jantung sebelumnya.
Musibah yang menimpa Foe dan Puerta tentu menjadi pukulan telak dalam dunia sepakbola. Namun, tragedi itu ternyata tidak dapat dihindarkan. Pada 2017, kabar serupa bahkan muncul lagi dari Liga China. Cheick Tiote, mantan pemain Newcastle United, meninggal dunia karena terkena serangan jantung saat mengikuti sesi latihan timnya, Beijing Enterprises FC.
Meski begitu, ada juga pemain sepakbola yang dari serangan jantung seperti Casillas. Apa yang dialami mantan pemain Bolton Wanderes, Fabrice Muamba, pada 2013 bisa menjadi contoh.
Kala itu, Muamba tiba-tiba pingsan di tengah pertandingan Bolton melawan Newcastle. Penyebabnya, detak jantungnya berhenti tiba-tiba. Ia kemudian mendapat penangan intensif hingga akhirnya kembali sadar sekitar dua hari setelahnya.
Munculnya kasus serangan jantung terhadap pemain sepakbola ini menimbulkan pertanyaan. Mengapa para sepakbola profesional bisa mengalami serangan jantung secara tiba-tiba? padahal mereka selalu melakukan aktivitas fisik yang sudah diatur sedemikian rupa dan tidak mempunyai riwayat penyakit jantung.
Tidak Pandang Bulu
Dalam salah satu tulisannya di The Conversation, Zeljko Pedisic, peneliti kesehatan, menyebut sepakbola merupakan jenis olahraga tingkat tinggi.
Ia menggabungkan beberapa aktivitas fisik sekaligus yang mampu meningkatkan fungsi jantung, kapasitas aerobik, metabolisme, hingga pertumbuhan otot. Tak heran jika risiko kematian para pesepakbola profesional lebih rendah sekitar 34% daripada orang-orang yang tidak pernah berolahraga.
Namun, hal itu tersebut ternyata tetap tak mampu menghindarkan pemain sepakbola dari serangan jantung. Setidaknya, setelah serangan jantung yang dialami Casillas, Profesor Lopez Farre dari Universitas Madrid menjelaskan bagaimana serangan jantung dapat terjadi kepada Marca.
Menurut Farre, serangan jantung adalah jenis penyakit jantung koroner. Saat plak menumpuk di arteri, yang penuh dengan kolesterol, arteri bisa pecah. Sel-sel darah kemudian tidak dapat melewati arteri tersebut dan menyebabkan trombosis koroner. Karenanya, jantung akan berhenti menerima darah dan oksigen dari arteri tersebut.
Dari sana, Farre kemudian mengambil kesimpulan bahwa serangan jantung sebenarnya tidak pandang bulu.
"Itu adalah sesuatu yang bisa terjadi kepada siapa saja," tutur Farre. "Kolesterol yang kita anggap ‘buruk’ telah menumpuk di arteri kita sejak kita dilahirkan."
Editor: Mufti Sholih