tirto.id -
"Semua sudah oke," kata Ketua Desk Pilkada PKB Daniel Johan saat dikonfirmasi Tirto tentang paket pasangan Sudirman-Ida di Pilkada Jawa Tengah, Selasa (9/1).
Ida Fauziyah ialah politikus senior PKB yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama. Bagi Wakil Sekretaris Jendral DPP PKB Jazilul Fawaid, pasangan Sudirman-Ida paling realistis memenangi Pilkada Jateng. Sebab mayoritas masyarakat Jateng dinilai menghendaki perubahan kepemimpinan.
"Anginnya masyarakat di Jateng angin perubahan," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan.
"Pak Sudirman orang Jateng asli dan mantan menteri. Mbak Ida ini mantan ketua Fatayat NU. Di Jateng suara NU itu besar," kata Jazilul.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon pun membenarkan potensi memasangkan Sudirman-Ida di Pilkada Jateng. "Arahnya memang ke situ kemarin. Ada nama Bu Ida. Kalau enggak salah nanti diumumkan. Tunggu saja," kata Fadli.
Berebut Suara Nahdliyin
Pentingnya merebut suara nahdliyin juga menjadi alasan PDI Perjuangan berkoalisi dengan PPP menggandeng Taj Yasin sebagai calon wakil gubernur di Pilkada Jateng.
Taj Yasin ialah putera dari KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen. Mbah Moen kini menjabat sebagai mustasyar PBNU, sebuah jabatan penasihat di kepengurusan NU. Mbah Moen juga dihormati di kalangan nahdliyyin. Ia juga merupakan satu dari sedikit kiai sepuh NU yang disegani di Jawa Tengah.
KH Maimoen Zubair juga menjabat sebagai ketua majelis syariah DPP PPP. Sebuah jabatan ketua penasihat yang setara dengan Ketua Dewan Syuro di PKB dan PKS. Pengaruh besar Mbah Moen juga terlihat ketika anaknya, Taj Yasin, sempat "diperebutkan" oleh Sudirman dan Ganjar.
Kendati PKB lebih diidentikkan dengan NU, tapi suara nahdliyin sebenarnya tidak monolitik. PPP adalah salah satu partai yang juga banyak menampung dan mengakomodasi kader-kader NU. Secara historis, NU bahkan pernah bergabung dengan PPP di zaman Orde Baru.
PDIP dan PKB Berseberangan di Jawa Barat
Jazilul menjelaskan partainya memiliki kalkulasi politik sendiri dalam memenangi pilkada. Ia mengatakan Ridwan Kamil merupakan calon dengan elektabilitas paling tinggi dibandingkan calon gubernur lain. Sehingga potensi memenangkan Ridwan dinilai PKB paling masuk akal ketimbang mendukung TB Hasanuddin-Anton Charliyan dari PDI Perjuangan.
"PDIP maunya mengusung sendiri. Ya, silakan," kata Jazilul.
Jazilul menekankan pentingnya memenangkan pilkada di tiga provinsi Jawa. Menurutnya Jawa merupakan kunci bagi PKB menjuarai Pemilu 2019. Atau paling tidak menempatkan PKB sebagai posisi tiga besar dalam perolehan suara Pemilu Legislatif 2019.
Ketua DPP PDIPAndreas Pareira tak memungkiri setiap partai ingin memenangi Pilkada 2018 demi memuluskan jalan kemenangan di Pemilu 2019. Sehingga, menurutnya, wajar bila antara satu daerah dengan daerah lainnya masing-masing partai memiliki pilihan politik yang berbeda, bahkan di antara partai koalisi pemerintah.
"Pak Ganjar itu, kan, petahana. Kader kami yang kinerjanya sudah terbukti," kata Andreas.
Potensi Pecah Kongsi PDIP-PKB di Jatim
Beda kongsi antara PDI Perjuangan dan PKB di Pilkada Jabar dan Jateng bukan tak mungkin merembes ke Jatim. Pasangan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas yang diusung PDI Perjuangan-PKB berpotensi pecah seiring permohonan pengunduran diri Anas.
Kendati Azwar Anas sudah mengembalikan mandat dukungan yang ia terima dari PDIP dalam Pilgub Jawa Timur 2018, namun PDIP masih belum secara resmi menyatakan menerima pengembalian mandat itu. Peredaran foto-foto panas yang diduga adalah foto Azwar Anas tidak membuat PDIP langsung seketika menarik dukungan kepada Azwar.
Daniel Johan dari PKB bahkan sempat mengultimatum PDIP agar segera menetapkan pengganti Anas maksimal hari ini (9/1). Gus Ipul semalam (8/1) pun telah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri untuk menyampaikan pesan para kiai Jatim perihal sosok pengganti Anas.
Peluang pecah kongsi ini dibaca cepat oleh PAN, PKS, dan Gerindra. Mereka mengajukan dua nama calon wakil gubernur pendamping Gus Ipul yakni Bupati Bojonegoro Suyoto dan Moekhlas Siddik. PKB juga sudah terbuka dengan kemungkinan dukungan dari ketiga partai tersebut.
"Kayak di Jateng itulah. Laki-laki dan perempuan," kata Jazilul.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Jay Akbar