Menuju konten utama

Beda Data COVID Pusat & Daerah, Satgas: Kami Masih Sinkronisasi

Satgas COVID-19 mengaku sedang sinkronisasi ulang data penanganan COVID-19 di daerah dengan pemerintah pusat.

Beda Data COVID Pusat & Daerah, Satgas: Kami Masih Sinkronisasi
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berbicara dalam acara Tanya Jawab dengan Media Internasional melalui konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/8/2020). ANTARA/Katriana.

tirto.id - Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah sedang melakukan sinkronisasi ulang data penanganan COVID-19 di daerah dengan pemerintah pusat.

Hal tersebut dilakukan lantaran ada perbedaan data antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam penanganan COVID-19.

"Saya ingin menyampaikan saat ini sedang dilakukan sinkronisasi data daerah dan pusat. Hal ini terkait dengan pengumpulan dan validasi data yang jumlahnya besar serta membutuhkan waktu dalam prosesnya," kata Wiku dalam konferensi pers dari Gedung BNPB, Jakarta, Selasa (1/12/2020).

Wiku pun menyinggung soal keluhan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentang pencatatan ganda. Ia mengatakan, pemerintah melakukan konsolidasi data di sejumlah daerah, termasuk Jawa Tengah.

"Beberapa daerah, salah satunya Jawa Tengah sedang melakukan konsolidasi pencatatan data dengan Kementerian Kesehatan untuk memverifikasi data agar terjadi sinkronisasi data pusat dan daerah," kata Wiku.

Wiku kembali menekankan kalau data penting dalam rangka membantu pengambilan kebijakan secara terukur. Ia pun menyatakan pemerintah berkomitmen untuk menyiapkan data secara real-time dalam penanganan COVID-19. Ia mengajak daerah untuk menyinkronisasi data agar tidak ada kesalahan di masa depan.

"Kami menginginkan agar semua daerah dapat mengakses data secara realtime begitu juga dengan pemerintah pusat agar data yang kita gunakan adalah data yang sama," kata Wiku.

"Kami meminta kepada Pemda agar menghubungi Kemenkes untuk memastikan datanya betul-betul sinkron dan sama dan akhirnya dapat menjadi alat navigasi kita bersama," tutur Wiku.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyalahkan keterlambatan Satgas COVID-19 dalam memasukkan data kasus positif harian COVID-19 sehingga mengakibatkan angka positif COVID-19 di Jawa Tengah menjadi tertinggi nasional.

Menurut Ganjar bila berdasarkan data Satgas Covid-19 per Senin (23/11), tercatat kasus aktif Covid-19 di Jateng sebanyak 10.464 orang. Namun, Ganjar tak setuju, lantaran menurut data yang dimilikinya, kasus aktif Covid-19 di Jawa Tengah hingga Selasa (24/11) hanya sebanyak 7.463 kasus.

Ganjar mengaku sempat kaget karena ada perbedaan angka positif COVID-19 di Jateng dengan keterangan Satgas COVID-19 hingga berjumlah sekitar 3.000 orang.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri