tirto.id - Meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim mendorong banyak pihak untuk berkomitmen mengurangi emisi karbon. Dua konsep yang sering muncul dalam pembicaraan ini ialah carbon neutral dan net zero carbon.
Meskipun keduanya bertujuan mengurangi dampak karbon terhadap lingkungan, pendekatan yang digunakan bisa sangat berbeda. Untuk memahami carbon neutral vs net zero carbon lebih lanjut, artikel ini akan mengulas kedua hal tersebut, mencakup definisinya dan perbedaannya.
Selain itu, kelebihan dan kekurangan masing-masing konsep juga akan dijelaskan untuk membantu memahami pembeda karbon netral dan zero karbon.
Apa yang Dimaksud dengan Netral Karbon dan Zero Karbon?
Melansir dari European Parliament, karbon netral adalah usaha menjaga keseimbangan antara emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer dengan jumlah karbon yang diserap kembali oleh alam.
Proses tersebut melibatkan pengurangan karbon dioksida di atmosfer dengan bantuan penyerap karbon, seperti tanah, hutan, dan lautan. Penyerap ini berfungsi menyimpan lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan ke atmosfer.
Sementara itu, mengutip dar National Energy System Operator (NESO),zero carbon adalah kondisi ketika suatu produk atau layanan tidak menghasilkan emisi karbon dioksida selama proses penggunaannya.
Contoh zero karbon adalah listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan, seperti angin, tenaga surya, atau nuklir. Ia tidak memancarkan karbon sama sekali dalam prosesnya menghasilkan energi.
Netral karbon dan zero karbon bertujuan mencegah peningkatan gas rumah kaca di atmosfer. Langkah ini dianggap dapat membantu menekan pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida.
Perbedaan Carbon Neutral vs Net Zero Carbon
Untuk memahami perbedaan antara karbon netral dan net zero karbon, penting untuk melihat bagaimana kedua konsep ini diterapkan dalam pengelolaan emisi gas rumah kaca.
Meskipun keduanya bertujuan mengurangi dampak karbon terhadap lingkungan, pendekatan yang diambil berbeda. Dilansir oleh Anthesis dan World Economic Forum, berikut penjelasan mengenai aspek pembeda karbon netral dan zero karbon.
1. Pendekatan
Netral karbon adalah komitmen untuk mengevaluasi dan mengurangi emisi karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Setelah itu, emisi yang tersisa diimbangi dengan cara menghilangkan jumlah CO₂ yang setara dari atmosfer.Proses ini sering melibatkan offset karbon, seperti menanam pohon atau mendanai energi terbarukan. Netral karbon biasanya hanya mencakup emisi CO₂, bukan gas rumah kaca lainnya.
Sebaliknya, net zero karbon menargetkan pengurangan emisi secara menyeluruh hingga tingkat minimum sebelum melakukan kompensasi terhadap emisi yang tersisa. Pendekatan ini mencakup semua gas rumah kaca, tidak hanya CO₂.
2. Prinsip kerja
Karbon netral dapat dicapai dengan menggunakan berbagai kerangka kerja yang sudah tersedia, seperti Climate Active Carbon Neutral di Australia atau PAS 2060 di Inggris. Standar ini biasanya tidak menetapkan batas minimum untuk pengurangan emisi operasional, asalkan emisi akhir diimbangi sepenuhnya.Sebaliknya, net zero karbon terhubung erat dengan tujuan Perjanjian Paris untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5°C. Hal ini mengharuskan perusahaan mengikuti standar lebih ketat, seperti Greenhouse Gas Protocol, dan mendukung prinsip pengurangan emisi secara signifikan sebelum mempertimbangkan kompensasi.
3. Cara kerja
Karbon netral memberikan solusi yang lebih fleksibel dan cepat diterapkan untuk mengurangi dampak emisi saat ini melalui kompensasi.Di sisi lain, net zero karbon adalah pendekatan yang lebih ambisius dan berjangka panjang. Ia menuntut transformasi struktural dalam cara perusahaan beroperasi untuk meminimalkan emisi di seluruh siklus bisnis.
Pada dasarnya, kedua konsep ini saling melengkapi dalam mengatasi perubahan iklim. Karbon netral berfungsi sebagai langkah awal, sementara net zero karbon menjadi tujuan akhir untuk keberlanjutan yang lebih kuat.
Kelebihan serta Kekurangan Carbon Neutral & Net Zero Carbon, Mana yang Lebih Baik?
Selaras dengan penjelasan di atas, konsep carbon neutral dan net zero carbon menawarkan solusi yang berbeda dalam mengurangi emisi karbon. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan dalam berbagai aspek.
Dilansir oleh Carbon Cloud, karbon netral dapat dicapai dengan cepat melalui pembelian offset karbon atau investasi dalam proyek pengurangan CO2.
Kelebihan carbon neutral juga terkait penerapannya yang dapat dilakukan secara fleksibel. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan menyeimbangkan emisi tanpa perlu mengubah operasionalnya secara besar-besar.
Sementara itu, kekurangan karbon netral yakni hanya berfokus pada emisi CO2. Pendekatan ini tidak mengatasi gas rumah kaca lainnya, seperti metana atau nitrous oxide, yang bisa membuat strategi iklim kurang komprehensif.
Selain itu, meskipun karbon netral memberikan hasil yang cepat, konsep ini kemungkinan tidak mendorong keberlanjutan jangka panjang atau perubahan sistemik.
Di sisi lain, disebutkan dalam laman web Persefoni, kelebihan zero carbon memiliki pendekatan yang komprehensif. Pendekatan ini dapat mengatasi semua jenis gas rumah kaca sehingga memberikan dampak lebih besar dalam mitigasi perubahan iklim dengan menangani berbagai emisi.
Namun, kekurangan zero carbon adalah diperlukannya perubahan besar dalam operasi, teknologi, dan praktik, yang tentu membutuhkan biaya tinggi serta waktu lama.
Oleh karena itu, peralihan menuju net zero dapat melibatkan investasi besar di awal, seperti dalam teknologi baru, yang bisa menghalangi beberapa organisasi untuk memilih jalur ini.
Lantas, mana yang lebih baik antara karbon netral dan zero karbon? Memilih yang lebih baik antara karbon netral dan net zero karbon sangat bergantung pada tujuan dan kemampuan sebuah perusahaan.
Apabila menginginkan hasil cepat tanpa perubahan besar dalam operasi, karbon netral bisa menjadi pilihan yang lebih cocok. Namun, jika ingin membuat dampak lebih signifikan dan bertahan lama terhadap perubahan iklim melalui pengurangan emisi secara menyeluruh, net zero karbon adalah strategi yang lebih tepat.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin